13 Januari 2022 lalu, temenku ini menikah. Meskipun, isu menikahnya sudah dari tahun lalu tapi di percakapan kami, saat aku masih sakit, aku tidak rela dia menikah duluan.
"Pokoknya diantara kita, harus aku yang duluan. Biar kamu bisa cuci piring pas pestaku."
Tapi, dia tidak datang cuci piring karena sibuk memperjuangkan adik itu. Di sela sibuk, malam sebelum resepsi, dia datang. Malah aku yang tidak datang sama sekali ke nikahannya. Kita impas! Nikahan dengan papan bunga paling banyak? Mungkin nikahannya. Dia suka sekali pamer, punya banyak teman yang dari ini dan itu.Â
Nah, selamat menikah akhi sejuta ukhtea. 2020 lalu, kami bertemu dan gelar itu ternyata sudah melekat erat padanya, dari banyak perempuan. Yah, biasalah orang baik pada semua perempuan, jadi kadang perempuan suka salah paham.
"Kamu kenapa sih ga pernah posting pas sama aku?" Aku sempat protesÂ
"Orang-orang spesial itu ga perlu diposting. Karena kalau nanti diposting banyak perkiraan"
"Itu sebabnya, kamu tidak posting calon istrimu?"
"Nanti kamu juga akan tau!"
Akhirnya, istrinya mengakui bahwa lelaki ini adalah lelaki yang romantis dan dia tidak ingin diposting.Â
Dari banyak perempuan, kurasa orang-odang akan dijodohkan dengan perempuan terbaik. Misalnya, temenku ini tidak ingin posting dan wanitanya? Bukan yang aktif di media sosial (hey, aku sudah stalking semua medsos istrimu wkwkw).
Ah dahlah, apa kutulis ini. Yang pasti mau ngucapin, selamat menikah bro. Jaga baek-baek istrinya. Dia adalah perempuan yang rela meninggalkan banyak hal untuk hidup bersamamu, dengan keadaanmu, Apapun tentangmu. Belum tentu sejuta ukhtea yang lain rela berada diposisi itu. Barakallah, tetap jadi orang kaya biar bisa bantu banyak orang dan mari minum teh hijau kalau aku udah balik nanti. And, terima kasih untuk kiriman foto ekslusifnya.
Tuban, 15 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H