Saat bulan puasa juga biasanya kami memelintir Kuningan yang dijadikan cincin kalung gelang Kemudian kami akan bermain-main menjual cincin kalung dan gelang seperti toko emas uangnya. Biasanya kami pakai kertas setelah lelah bermain kami bisa tidur dan istirahat tanpa mengerjakan pekerjaan apapun sebab kata ibu jika puasa tidak boleh capek nanti takutnya kami meminta berbuka sehingga setelah lelah bermain Kami boleh tidur sepuasnya Wah menyenangkan jika diingat Pada masa itu.Â
Dulu jika ke sekolah biasanya ada yang namanya Pesantren Ramadan atau pesantren kilat Nah karena anak-anak malas sekali untuk datang ke sekolah-sekolah membayar setiap anak yang datang pada Ramadhan sehari dibayar Rp10.000 Lumayan tuh untuk jajan biasanya hanya sekolah 1 minggu sih dengan pelajaran pelajaran tentang agama mulai dari salat salat jenazah dan lain-lain menyenangkan sebetulnya berkumpul di sekolah hanya saja tidak banyak teman-teman yang datang di akhir Ramadan atau di akhir sekolah akan diberikan uang saku seberapa banyak kita pergi jika kita pergi 7 hari maka kita akan mendapatkan uang Rp70.000 itu uang yang sangat banyak bisa membeli 1 lembar baju ketika itu.
Bermain adalah aktivitas pertama ketika Ramadan permainan yang cukup populer ketika ramadhan adalah bermain Ludo dan bermain monopoli Biasanya kami akan berlomba-lomba menjadi yang paling sering tamat dan yang paling kaya dengan membawanya banyak peralatan kadang-kadang kami juga bertengkar gara-gara ada yang main curang main ketika puasa tidak boleh terlalu capek sehingga Ludo dan main monopoli adalah hal yang yang dipilih ketika Ramadhan atau kadang-kadang kami main simbang itu loh yang batu ditimbang kemudian dihitung dan ada teknik-tekniknya permainan yang tidak menguras tenaga sama sekali kadang kalau sedang musim karet kami akan bermain tukar karet dan kartu nah tapi permainan ini sedikit tidak disetujui oleh orang tua karena kesannya seperti judi jika permainannya diketahui orang tua Pasti orang tua akan mengambil semua gambar dan karet sehingga tidak punya apa-apa lagi dan permainan pun dihentikan. Kadangkala kami juga bermain kelereng menyenangkan sekali rasanya.
Yang paling aku sukai ketika Ramadan adalah Jika ada yang meminjamkan buku karena katanya pahalanya berlipat lipat maka aku bisa membaca banyak buku sepuasnya lah Waktu itu aku pernah ke perpustakaan daerah berjalan kaki sekitar 30 menit dari rumah hanya saja melewati jalan besar sehingga ketika sampai di perpustakaan Aku merasa sangat lelah sebab puasa setelah membaca 2 buku aku ketiduran sampai pustaka akan tutup sebab ketika Ramadhan pustaka hanya membuka setengah hari.
Aduh aku malu sekali ketika ibu perpustakaan mengenalku dan membangunkanku D Ayo pulang begitu katanya hingga ketika aku dewasa dan aku bertemu lagi dengan ibu yang membangunkan aku Ketika aku kecil dulu di sebuah seminar ibunya menyatakan kamu Nita ya yang dulu pernah tidur di perpustakaan karena membaca buku hehehe Padahal aku kan kecapekan gara-gara jalan kaki karena waktu itu sepedaku lagi rusak dan ayah ibu tidak bisa mengantarkan aku ke perpustakaan akhirnya aku nekat datang sendirian ke perpustakaan hingga ketiduran.
Saat buka puasa biasanya ada orang-orang yang mengantarkan makanan Karena nenek bekerja di pasar penjual makanan serut kali ada banyak sekali makanan diatas meja dan setiap harinya biasanya makanan-makanan itu diantar oleh orang-orang ketika selesai berbuka puasa Kasihan sekali ada banyak makanan tidak bisa dikonsumsi karena diantar Setelah berbuka puasa biasanya tetangga yang berjualan di depan rumah juga mengantarkan makanannya Karena makanannya tidak laku.
Begitulah Ada banyak hal yang menyenangkan dan mengingatkan aku tentang Ramadan masa kecil yang terpenting adalah ketika masa kecil aku tidak pernah takut Ramadan habis dan lebaran tiba karena tidak akan ada pertanyaan Kapan lulus berapa IPK atau kapan menikah atau kapan punya anak waktu kecil hanya ditanya kamu mau dapat THR berapa kemudian disalami mau makan apa dan diberikan minum tidak ada pertanyaan yang aneh-aneh.
Menyenangkan sekali rasanya menjadi anak kecil dengan Ramadhan yang menyenangkan belum lagi ketika tasbih atau ketika takdir kita berkeliling kampung dan juga waktu sahur biasanya anak-anak kecil diajak untuk berkeliling Kampung menyanyikan lagu sahur dan mengajak orang-orang untuk untuk Sahur sambil membawa bambu yang di ketok-ketok rasanya memang mengganggu warga tapi warga senang sekali dibangunkan dengan itu biasanya juga anak laki-laki suka usil membawa mercon agar orang-orang yang tidak hidup lampu di depan rumahnya menjadi terkejut dan mereka terbangun usil ya masa-masa usul waktu kecil itu jarang dimarahi hanya dimaklumi maklum anak kecil menyenangkan sekali.
Semoga ketika dewasa hal itu menjadi sebuah pelajaran bahwa menjadi anak kecil sedemikian menyenangkan dan bulan Ramadan berbahagia dan ketika dewasa juga berbahagia seperti anak kecil dengan ibadah yang semakin meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H