Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Apakah Jawaban dari Rindu Hanya Bertemu?

16 April 2021   22:04 Diperbarui: 16 April 2021   22:09 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan datang lagi, untuk 27 kali dalam hidup yang sudah dibatasi. Ada banyak rindu yang ingin diungkapkan sebab sudah bertahun-tahun, tidak benar-benar berkumpul ketika ramadan. 

1. Rindu rebutan bukaan

Sebagai keluarga yang cukup sederhana, kadang makanan di rumah pas-pasan. Saat dewasa, adik sudah menikah dan di rumah tidak seramai dulu. Mempunyai penghasilan yang lumayan juga mempengaruhi mampu membeli makanan yang cukup tanpa rebutan. Jaman dulu, setiap ramadan pasti rebutan mau lebih banyak atau merasa orangtua tidak adil membaginya.

2. Rindu asmara subuh bersama kawan

Semakin dewasa kita semakin jarang ada yang bertanya apakah ingin pergi berjalan-jalan subuh bersama kawan sambil bercerita atau tertawa atau sekedar merasa kaget karena ada yang meletuskan mercun. Dahulu kalau selesai salat subuh biasanya akan berjalan-jalan subuh namanya Asmara subuh Kalau di kampung. Nah semisalnya ada kawan yang sedang iseng biasanya suka meledakkan mercun kepada kawan lain yang sedang berjalan di hadapan, berhamburan berlari. 

3. Bermain Ludo

Jaman kecil dulu, permainan Ludo adalah yang disukai biasanya main Ludo itu bisa menghabiskan waktu dari pagi hingga sore bahkan berlomba-lomba untuk paling banyak tamat Selain itu bermain monopoli yang biasanya bisa membeli rumah gedung dan lain-lain serta mengoleksi uang sangat diminati ketika masih kecil nah momen ini sungguh dirindukan sekarang. Permainan sederhana kadang bisa ribut sekampung. Selain itu, ada juga permainan ular tangga yang cukup membunuh waktu dan membuat lupa buka puasa. 

4. Ngabuburit

Jika sekarang ngabuburit sekedar duduk di pinggir pantai sambil menikmati matahari terbenam. Ngabuburit jaman dahulu, bisa mengeluarkan keringat seliter karena berlari ke sana ke mari, bersepeda, bermain karet karena merasa sudah bisa menghabiskan semua energi sebab akan segera berbuka puasa. 

5. Ngemil ketika tarawih

Biasanya sampai terkena marah oleh orangtua yang sholat di mesjid karena sampai ada yang membawa rujak. Membawa bekal ketika tarawih dan begitu sudah empat rakaat langsung duduk di luar mesjid untuk menikmati cemilan yang dibawa dari rumah. Kadang juga membuat marah orangtua yang menyaksikan. 

6. Tadarus dengan suara sumbang

Setiap ramadan, di kampung ada tadarus bersama. Biasanya senang sekali karena ada jatah kue dan bisa bersenda gurau bersama kawan. Yang penting tadarus.

Hal-hal yang sebetulnya kurang baik tapi terkadang jadi rindu. Jika diingat-ingat seringnya melakukan hal-hal konyol dahulu, tidak salah sih, sejak dulu saya adalah garda terdepan menolak dewasa meski di suruh tidur siang saja semacam diberikan pil terpahit di dunia hehehe. 

Semoga ramadan ke 27 kali ini, selalu lebih baik dari yang sebelumnya. Lebih rajin ibadah dan mengasah segala macam skill yang ada. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun