Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru?

14 Mei 2020   01:55 Diperbarui: 14 Mei 2020   01:52 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tidak ada murid yang buruk hanya ada guru yang buruk- Hicki

Kutipan film Hicki yang saya nonton berulang kali sejak film ini ditayangkan.
Ketika kecil, aku bercita-cita jadi guru. Kufikir menjadi guru sesederhana berdiri di depan kelas, mengajar, pulang dan dapat gaji setiap bulan. Aku salah, salah besar. Menjadi guru adalah tentang belajar tanpa henti. Jika siswa salah belajar lalu tidak bisa menjawab soal tentu akan mendapatkan nilai buruk, guru? Salah mengajar tidak diberi nilai buruk. Betapa susahnya jadi guru itu ternyata. Aku pernah menjadi guru SD selama 2 tahun di beberapa sekolah berbeda, ternyata benar jadi guru tidak mudah. Memahami karakter anak yang beda, mengajar bukan satu-satunya kewajiban guru tapi transfer pengetahuan, mendidik yang bisa jadi bakal masa depan siswa.

dokpri
dokpri

Januari 2020 lalu, saat aku menjadi guru sehari di kelas Inspirasi Lumajang (baca : https://www.kompasiana.com/nitajuniarti/5e96fa89d541df45c20d8fa4/catatan-pinggir-kelas-inspirasi-lumajang-2 ), setelah masuk di kelas 2. Aku mengajar di kelas 5, ketika jam istirahat anak-anak kelas 2 menunggu di depan pintu.

"Kak Nita, nanti mengajar lagi ya di kelas kami" ujar misya paling berani
"tidak, kak Nita harus masuk di kelas 5 dik"
"halah, kak Nita. Kelas kami sajalah"
"kenapa ?"
"Kak Nita  enak mengajar, ada prakteknya"
"memang guru kalian?"
"tidak, bu guru marah-marah"
"Kak Nita cuma sehari mengajar, bu guru kalian sudah puluhan tahun. Tentu lelah bukan?"
"iya sih kak, apa lagi ada teman dikelas yang bandel"
"arek iki bandel kak"

Mereka sikut-sikutan sambil tertawa, selama jam istirahat terus mengekori saya, bercerita banyak hal dan sesekali saya bertanya jika mereka kehabisan bahan cerita (sedang mempraktekkan jadi kepala sekolah Totto Chan-Novel terkenal dari Jepang soal sekolah).

dokpri
dokpri

Ketika menjadi guru, menonton games show di televisi bisa jadi ide mengajar. Makanya, memutuskan jadi guru adalah belajar seumur hidup.

Menjadi guru bukan sesederhana berdiri di depan kelas lalu mengajar hingga jam berakhir.

Sebab, saya belajar dari 3 sekawan di Kelas Inspirasi Lumajang 6 itu, anak-anak memendam protes terhadap gurunya tapi suka curhat ke guru baru datang.

Langsung terbayang jika saya sudah mengajar puluhan tahun bisa jadi saya pemarah, tidak memperhatikan kebutuhan belajar siswa, lelah, bosan. 

dokpri
dokpri
Namun, ingat selalu bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru adalah salah satu profesi yang ilmunya menjadi amal jariah, tidak terputus seumur masa bahkan hingga meninggal.

Sekarang saat memutuskan, benar ingin menjadi guru dengan pahala amal jariah? Mari berusaha belajar bersama. Masa pandemi ini juga bisa digunakan untuk merenungkan apakah menjadi guru selama ini sudah menjadi amal jariah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun