Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Di Rumah Aja, Apa Kabar Pengelolaan Sampah Kita?

19 April 2020   23:19 Diperbarui: 16 Juni 2020   22:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pandemi Convid-19 membuat orang-orang bertahan di rumah, bumi bisa sedikit istirahat dari hiruk pikuk produksi. Namun, tetap di rumah nyatanya menambah banyak sampah juga.

Selama di rumah tentu saja banyak plastik yang dihasilkan terutama bagi peminat makanan pesanan online. Lalu, apa kabar pengelolaan sampah? Selama di rumah aja, yuk perhatikan pengelolaan sampah kita.

1. Kelola Sampah pribadi sebagai tanggung jawab
Tanamkan komitmen ini, bahwa sampah kita tanggung jawab kita.  jika lupa ingat kembali peristiwa tanggal  21 Februari 2005,  157 jiwa melayang dan dua kampung terhapus dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah. 

Apakah kejadian itu jangan-jangan ada konstribusi kita? bagaimana jika sampah ini adalah dosa jariah yang mengantarkan kita ke neraka dengan jalur prestasi? Duh, gimana penjelasan ini?

Begini, sampah yang kita buang di tong sampah maka akan di buang di TPA. Seputaran TPA ada loh yang tinggal, bau sampah itu bisa jadi kontribusi dari sampah rumah tangga kita.  Seandainya kita memilah sampah, mengelola sampah kita maka yang dibuang ke TPA jelas yang benar-benar tidak bisa lagi dipakai kembali dan di daur ulang.

Setelah dilihat-lihat, ternyata kita bisa menghasilkan sampah pribadi setiap hari hampir sekilo kalau begini, innalillahi. Sebulan gimana? Banyak nian rasanya.

Belum lagi, hasil survey tentang kontribusi kegiatan terhadap sampah menunjukkan 73 % sampah berasal dari rumah tangga (sampah rumah tangga), 14 % dari hotel (sampah hotel), 5 % dari pasar (sampah pasar), dan 8% lainnya berasal dari terminal, rumah sakit, rumah makan, serta kantor (Kompas, 2008).

Wah, apa yang harus dilakukan ya? Kalau dilihat dari sampah yang dihasilkan dari pada penangganannya tentu tidak seimbang. Lalu, faktanya lagi percampuran jenis sampah sehingga membuat jenis sampah organik menjadi sulit membusuk dan menghilang sedangkan yang anorganik harusnya masih dibedakan jenisnya seperti botol masih bisa di daur ulang. Jika tidak dipilah maka sulitlah pengelolaannya.

2.  Pilah sampah
Setelah tau manfaat memilah sampah dan bahaya tidak memilah maka kita harus memilah sampah. Yang organik bisa diolah jadi pupuk ya. Anorganik juga masih diolah sebisa yang kita bisa.

3. Sampah jajanan, jadi ecobrick.
 Untuk manusia yang suka jajan, beli ini itu susah betul memikirkan bagaimana ini sampah-sampah tidak berakhir di TPA. Setelah dipilah sampah, yuk buat ecobrick di rumah.

4. Bawa tas belanja dan kotak bekal
Di rumah sudah diterapkan ini sih sejak aku lahir seingetku. Mamak atau nenek selalu membawa keranjang belanja. Tapi, ketika pulang tetap aja ada yang masuk kresek.  kami terus berusaha tidak membawa pulang kresek saat belanja. Apalagi sekarang, belanjanya harus di stok tentu banyak sampahnya. Jadi yuk, bawa tas belanja

5. Jika tidak perlu, jangan pakai masker sekali pakai
Rasanya jelas ya karena ini akan menambah sampah B3, lagi pula Indonesia ini belum punya cara yang memasyarakat mengelola sampah ini.

6. Daur ulang
Beberapa sampah tidak diterima di bank sampah, kita harus apa ya? Daur ulang jadi bentuk lain yang bisa digunakan. Namun, lagi-lagi mencegah lebih baik dari memperbaiki. Maka, lebih baik mengurangi penggunaan sampah dari pada daur ulang yang nanti akhirnya menghasilkan sampah baru.

Nah, jika ada lain boleh menambahkan hal yang pasti harus kita lakukan untuk mengelola sampah selama di rumah saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun