Begitu juga dengan memaafkan. Akan jauh lebih sulit lagi ketika kita harus menerima kesalahan yang diperbuat orang lain dan mau memaafkannya.
Sebab memaafkan juga melibatkan perasaan ikhlas di dalamnya.
Ikhlas karena perasaannya pernah disakiti, ikhlas karena pernah dirugikan, ikhlas karena pernah dipersulit, dan mengikhlaskan segalanya demi memaafkan kesalahan seseorang.
Sama seperti meminta maaf, kita tidak harus mempraktikkan cara mengikhlaskan kesalahan orang lain HANYA pada saat Idul Fitri. Memaafkan dan meminta maaf dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kesalahan yang kita perbuat telah kita sadari, segera meminta maaf. Karena dari kesalahan itu, terkadang ada hak orang lain yang kita langgar.
Pun dengan memaafkan. Tidak perlu merasa berada di atas orang lain yang berbuat kesalahan, sebab manusia diciptakan secara setara oleh Tuhan.
Meminta maaf dan memaafkan berlalu bagai siklus hujan. Ada kalanya kita harus berani mengakui kesalahan, seperti air laut yang melepaskan uapnya ke atas awan. Dan ada kalanya kita harus mau membuang ego untuk memaafkan orang lain, seperti awan yang melepaskan air hujan menuju bumi.
Dengan meminta maaf dan mau memaafkan, kita menyadari hakikat menjadi manusia yang seutuhnya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H