Mohon tunggu...
Nita Helida
Nita Helida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Begini Rasanya Kehilangan Anak

2 Mei 2017   12:21 Diperbarui: 2 Mei 2017   12:37 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta yang seharusnya kami naiki telah berangkat. Gemuruh suaranya tak mampu melebihi gemuruhnya dadaku. Sedih, bingung, takut, nelangsa, dan entah kata apa lagi yang mampu menafsirkan perasaanku. Tak pernah kurasakan rasa kehilangan yang amat sangat seperti ini. Pandanganku mulai kabur, dadaku terasa sesak. Ingin kuteriakkan namanya sekencang mungkin untuk memanggilnya agar dia bisa mendengar suaraku. Tapi bibirku terasa kelu.

Tiba-tiba kulihat tukang ojekku lari dari kejauhan sambil berteriak, “ Ibu, itu anak ibu ada, sudah ada. Dia menunggu ibu bersama tukang ojeknya di luar stasiun.”

Melihatnya berjalan bergegas ke arahku membuatku begitu bahagia. Tangisku bukan berhenti, malah meledak. Tak kupedulikan lagi pandangan orang-orang. Kakiku rasanya tak bisa lagi menahan beban rasaku. Rasa hangat  kembali menjalar di sekujur tubuhku yang dari tadi menggigil ketakutan.  Kupanggil namanya berulangkali. Kupandang sosoknya dari rambut hingga ke ujung kaki.  Rasa syukur menyelimutiku. Satpam membimbing kami memasuki ruangan untuk menenangkan diri. Tak kan kuulangi lagi bersikap ceroboh melepaskan anak gadisku seperti itu lagi.  Kupeluk dia seerat mungkin. Allah menegur dan mengingatkanku dengan caraNya. Mungkin Dia ingin aku merasakan bagaimana rasanya kehilangan anak gadis yang sangat kita cintai sebentar dan ingin memberiku kesempatan kedua untuk  lebih bersyukur serta menjaga amanah dengan lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun