Mohon tunggu...
Money

Good Company, Bad Stock: EXCL

20 Desember 2017   19:47 Diperbarui: 20 Desember 2017   20:45 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PT XL Axiata Tbk merupakan perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia yang didirkan pada tanggal 8 Oktober 1996 dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL memiliki produk berbasis baik telekomunikasi maupun digital. PT XL Axiata resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 29 September 2005.

PT XL Axiata Tbk merupakan emiten yang tergolong Good Company, Bad Stock. Hal tersebut didasarkan oleh beberapa alasan yaitu sebagai berikut:

  • Good Company

Menurut Frensidy (2013), suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan bagus atau good company dapat dilihat melalui rating perusahaan yaitu minimal memiliki peringkat BBB sebagai batas peringkat layak investasi dan perusahaan juga sering memperoleh  penghargaan - penghargaan dari pihak luar. Maka, PT XL Axiata memenuhi kriteria untuk dikatakan sebagai good company yaitu karena:

a.         PT XL Axiata Tbk. memiliki peringkat layak investasi nasional yaitu AAA dari Fitch Ratings

b.         PT XL Axiata memiliki banyak penghargaan yaitu:

  • Perusahaan Indonesia Paling Dikagumi (Most Admired Companiesatau IMACO) 2017
  • Perusahaan Telekomunikasi dengan Tanggung Jawab Sosial Terbaik pada Indonesia Corporate Social Responsibility Awards 2017
  • Perusahaan dengan Program Pengembangan Pemuda Terbaik (Best Youth Development Program) pada Selular Awards 2017
  • Perusahaan dengan Pemerataan Pemegang Saham Terbaik pada The 9th IICD Corporate Governance Conference & Award 2017
  • 50 Besar Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar pada The 9th IICD Corporate Governance Conference & Award 2017
  • Bad Stock

REUTERS
REUTERS
 Rasio Price to Book Value (PBV) dari PT XL Axiata Tbk yaitu 1,49x masih lebih rendah dibandingkan rata - rata PBV dalam subsektor telekomunikasi yaitu 1,64 x , maka dapat dikatakan bahwa saham EXCL tergolong murah karena harga saham masih dibawah nilai intrinsiknya atau undervalued. Hal tersebut dibuktikan oleh tabel pada halaman selanjutnya. Dengan saham EXCL yang undervalued dapat dikatakan bahwa saham EXCL masih dinilai murah oleh pasar sehingga saham EXCL masuk kategori bad stock.

Top - Down Approach

- Produk Domestik Bruto (PDB) 

BPS
BPS
PDB Indonesia selama 2015 hingga Kuartal III 2017 terus mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia mulai membaik. Penyumbang PDB terbesar selama periode tersebut adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi, dimana PT XL Axiata merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor tersebut.

- Tingkat Inflasi 

Inflasi di Indonesia dari tahun 2014 hingga November 2017 cenderung terus mengalami penurunan. Berdasarkan data inflasi November 2017 dari Badan Pusat Statistik, dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencatatkan inflasi terendah yaitu sebesar 0,09%.

- Tingkat Suku Bunga 

Suku bunga acuan juga terus mengalami penurunan hingga 4,25% di November 2017

Berdasarkan hasil analisis makroekonomi diatas, seluruh variabel makroekonomi menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaaan baik dan merupakan sinyal positif untuk melakukan investasi saham di pasar modal.

  • Analisis Industri

Industri telekomunikasi sudah memiliki produk yang dikenal luas oleh masyarakat dan bahkan melekat pada kehidupan masyarakat khususnya produk berupa layanan telepon dan internet. Penggunaan internet di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk dan penetrasi pengguna internet di Indonesia. Menurut laporan Emarketer, Indonesia akan melampaui 100 juta pengguna smartphone aktif pada tahun 2018 dan menjadikannya negara dengan populasi pengguna smartphone terbesar keempat di dunia.

Dengan demikian, Industri telekomunikasi diproyeksikan akan tetap memiliki jumlah konsumen yang tinggi dan mengalami pertumbuhan di masa depan seiring dengan proyeksi pertumbuhan penduduk, sehingga industri telekomunikasi memiliki prospek baik dan layak menjadi tujuan investasi saham.

  • Analisis Mikro Perusahaan

tabel-rasio-keuangan-pt-xl-axiata-5a3a68625e13732cc77e74b2.jpg
tabel-rasio-keuangan-pt-xl-axiata-5a3a68625e13732cc77e74b2.jpg
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas mengalami peningkatan, sedangkan rasio solvabilitas dan likuiditas mengalami penurunan selama 4 (empat) tahun terakhir. Secara singkat, laba setelah pajak perusahaan terus mengalami peningkatan dari tahun 2014 hingga 2016 dan menyebabkan rasio profitabilitas mengalami peningkatan. 

Pencapaian laba tersebut juga diiringi dengan penurunan total hutang perusahaan, sehingga mengindikasikan bahwa perusahaan telah berangsur - angsur membayar hutangnya baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek dan membuat rasio solvabilitas mengalami penurunan. Dengan pembayaran hutang - hutang, aktiva lancar khususnya kas dan setara yang tersedia dalam perusahaan mengalami penurunan dan menyebabkan rasio likuiditas menurun dan produktivitas perusahaan juga mengalami penurunan.

 Maka, dapat dikatakan bahwa PT XL Axiata Tbk sedang memperbaiki bagian internal perusahaan yaitu struktur keuangan, tetapi hal ini mengindikasikan hal yang positif bahwa struktur keuangan PT XL Axiata Tbk akan membaik di masa depan sehingga memiliki rasio keuangan yang lebih baik lagi. Hal tersebut juga didukung oleh terdapatnya peluang petumbuhan industri telekomunikasi di tahun 2018 seperti yang telah dijelaskan pada bagian analisis industri.

  • Valuasi Saham

tabel-valuasi-saham-excl-5a3a6835ab12ae2c515004b2.jpg
tabel-valuasi-saham-excl-5a3a6835ab12ae2c515004b2.jpg
 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai PBV XL Axiata lebih rendah dibandingkan rata -- rata PBV industri. Untuk mencapai nilai rata -- rata PBV industri, maka XL masih memiliki potensi peningkatan harga saham sebesar 10,1% dari harga saham sekarang yaitu Rp 3.000 menuju nilai intrinsiknya yaitu menjadi Rp 3.302 dalam rentang waktu 1 (satu) tahun, sehingga harga saham EXCL per 15 Desember 2017 masih tergolong undervalued.
  • Rekomendasi Kepada Calon Investor

Rekomendasi: BELI

Saya merekomendasikan BELI atau BUY pada saham EXCL dengan pertimbangan bahwa saham EXCL masih tergolong undervalued dan industri telekomunikasi masih memiliki potensi pertumbuhan di masa depan mengingat banyaknya aktivitas dan bisnis berbasis online, sehingga pengguna internet akan semakin meningkat pula serta XL Axiata juga memiliki rencana - rencana ekspansi bisnis keluar Pulau Jawa. Sehingga, hal tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan pendapatan dari PT XL Axiata Tbk dan memperbaiki struktur keuangan perusahaan di masa depan.

Oleh:

Nita Ayudiyanti

1406621651

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun