Salah satu tantangan yang semakin relevan di era modern adalah penggunaan media sosial di kalangan anak-anak. Media sosial dapat memberikan dampak positif, seperti meningkatkan kreativitas dan koneksi sosial, tetapi juga dapat membawa risiko seperti cyberbullying atau kecanduan digital. Guru Bimbingan Konseling (BK) memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat dan membantu siswa mengelola dampak negatifnya.
Selain itu, guru Bimbingan Konseling (BK) juga dapat memfasilitasi program yang mendorong keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini dapat menjadi sarana bagi siswa untuk menemukan minat dan bakat mereka, sekaligus membangun keterampilan sosial yang lebih baik. Misalnya, melalui kegiatan klub seni, olahraga, atau komunitas sains, siswa dapat belajar bekerja sama, memecahkan masalah, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Dalam konteks pandemi dan pasca-pandemi, peran guru Bimbingan Konseling (BK) menjadi semakin krusial. Banyak siswa yang mengalami tekanan emosional akibat pembelajaran jarak jauh, kehilangan interaksi sosial, atau bahkan kehilangan orang terdekat. Guru Bimbingan Konseling (BK) dapat memberikan dukungan melalui konseling berbasis trauma, sesi dukungan kelompok, atau pendekatan mindfulness untuk membantu siswa pulih dari pengalaman sulit tersebut.
Lebih dari itu, peran guru Bimbingan Konseling (BK) juga mencakup pengembangan lingkungan sekolah yang ramah anak. Lingkungan ini ditandai dengan suasana yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Guru Bimbingan Konseling (BK) dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan kebijakan anti-bullying, program penghargaan untuk siswa berprestasi, hingga kegiatan yang mempromosikan kebersamaan di antara siswa dan guru.
Secara keseluruhan, peran guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah dasar sangatlah penting dalam membantu siswa mengatasi berbagai tantangan, baik di bidang akademik, sosial, maupun emosional. Dengan dukungan yang tepat dari guru Bimbingan Konseling (BK), anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mampu mengelola emosi, dan memiliki hubungan sosial yang sehat. Oleh karena itu, sekolah perlu memberikan perhatian khusus pada pengelolaan layanan bimbingan konseling agar dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa secara holistik. Dengan sinergi antara guru Bimbingan Konseling (BK), orang tua, guru kelas, dan seluruh komunitas sekolah, masa depan anak-anak dapat dibentuk dengan lebih baik, memberikan harapan untuk generasi yang lebih kuat dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H