12 Oktober 2020 menjadi kunjungan kedua kali saya ke Kebun Raya Purwodadi. Kunjungan pertama kali saya ke Kebun Raya Purwodadi sekitar delapan tahun yang lalu saat saya masih duduk di bangku kelas tiga SMP
Banyak yang berubah setelah saya kembali kesini. Tentunya yang pertama kali menarik perhatian saya adalah sepinya pengunjung di Kebun Raya Purwodadi karena pada saat pandemi seperti ini jarang sekali ada orang yang ingin berwisata. Apalagi wisata edukasi seperti Kebun Raya Purwodadi.
Mendengar kata wisata edukasi, pasti banyak anak-anak muda lebih memilih untuk pergi ke cafe yang instagramable daripada pergi ke tempat wisata edukasi seperti Kebun Raya Purwodadi.Â
Saya pun bersama saudara-saudara saya harus mengalami perdebatan terlebih dahulu untuk pergi ke Kebun Raya Purwodadi. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Kebun Raya Purwodadi bukan karena tempatnya yg bersifat wisata edukasi, Namun karena alternatif jalannya yang mudah dilalui oleh saudara saya yang baru bisa mengendarai mobil.
Lalu, Apakah aman jika berwisata ke kebun raya pada saat pandemi ? Saya bisa jawab InsyaAllah aman jika kalian selalu mematuhi protokol kesehatan yang telah diterapkan oleh pihak Kebun Raya Purwodadi.
Ada hal penting yang harus diperhatikan sebelum kalian berkunjung ke kebun raya yaitu pastikan kalian memakai masker dan membawa handsainitizer karena dengan jelas tertulis ada peraturan yang harus menggunakan masker dan membawa handsainitizer.Â
Untuk tiket masuk harganya antara Rp 10.000-11.000. Waktu itu saya lupa melihat harga detail di tiket masuknya. Â Oh ya, kalian juga bisa beli tiket lewat online loh, di tiket masuknya pun sudah menerapkan sistem scan barcode, jadi sudah lebih canggih dari terakhir kali saya datang kesini delapan tahun yang lalu.
Sebelum masuk ke area ke Kebun Raya Purwodadi, Kami di cek suhu terlebih dahulu oleh petugas. Lalu kami diarahkan untuk memakai handsainitizer dan melewati bilik penyemprotan cairan disinfektan. Setelah itu, baru kami bisa memasuki area Kebun Raya.
Pada saat pandemi seperti ini, Mobil tidak bisa masuk ke dalam area dalam Kebun Raya. Jadi kalian bisa berjalan kaki berkeliling kebun raya atau bisa menyewa kendaraan yang disediakan oleh pihak kebun raya purwodadi. Ada sepeda dan golf cart atau mobil golf.
Kami pun menyewa golf cart yang harganya ternyata lebih mahal dari tiket masuk. 1 jam di bandrol harga Rp 200.000,-. Namun tak ada pilihan lagi selain kami harus menyewanya karena cukup menguras energi jika harus berjalan kaki mengelilingi seluruh area Kebun Raya Purwodadi, Apalagi kita tiba di kebun raya sekitar pukul 11.00 yang cuacanya pada saat itu sangat panas.
Area yang pertama kali menarik perhatian saya dan saudara-saudara saya yaitu area taman bunga Bougenville yang dari jauh sudah terlihat hamparan bunga Bougenvillenya berwarna ungu sedang bermekaran
Setelah dari area Bougenville kami tertarik untuk berhenti di jalanan sepi yang dihimpit pohon jati di kanan kirinya untuk berfoto. Daun-daun pohon jati yang berguguran nampak seperti sedang di musim gugur ala-ala di drama korea. Jadi bisa juga buat ide kalian yang sedang ingin melakukan foto prewedding karena banyak sekali spot-spot menarik di Kebun Raya Purwodadi ini.
Padahal pertama kali saya berkunjung ke kebun raya delapan tahun yang lalu saya sama sekali tidak bertemu dengan monyet. Pada awalnya ada satu monyet yang datang menghampiri golf cart kami, namun tiba-tiba banyak monyet yang lain juga datang menghampiri.
Namun dibalik semua itu, saya menjadi tahu ternyata monyet termasuk hewan yang pintar karena bisa membuka botol minuman kami serta meminumnya. Dia juga bisa membuka tas-tas kami. Setelah mengetahui tas-tas kami tidak berisi makanan, dia lalu kembali pergi. Hebat kan ?
Setelah itu, kami memutuskan untuk berkeliling ke area koleksi bambu, palem, paku dan taman meksiko yang letaknya berdekatan. Namun kami hanya melewatinya saja. Karena areanya sangat panas sekali dan jam penyewaan golf cart kami pun sudah akan habis. Jadi kami tidak berfoto sama sekali di area tersebut.
Sesudah mengembalikan golf cart yang sudah habis jam penyewaannya. Kami berjalan menuju area rumah kaca yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk.Â
Dari jauh sudah terlihat bangunannya yang sangat megah dan bagus sekali, Namun ketika masuk ke dalam. Bisa dibilang sangat memprihatinkan. Banyak tumbuhan yang mati dan seperti tidak terawat. Padahal sebenarnya desain bangunanya sangat bagus. Di dalamnya ada jembatan untuk bisa melihat area rumah kaca dari atas. Tetapi sangat disayangkan banyak tumbuhannya yang mati.
Oh ya, Sebelum kalian memutuskan berkunjung ke Kebun Raya Purwodadi, Saya mempunyai 4 saran yang bisa kalian ikuti yaitu :
1. Pastikan kalian datang lebih pagi agar tidak terlalu kepanasan saat berkeliling kebun raya
2. Pastikan kalian membawa bekal minuman sendiri, karena di dalam area kebun raya hanya satu yang menyediakan penjualan minuman yaitu di area depan rumah kaca
3. Pastikan kalian selalu waspada dan bersikap hati-hati pada monyet-monyet yang berkeliaran di sekitaran area kebun raya
4. Pastikan kalian selalu mematuhi aturan protokol kesehatan agar wisata kalian menjadi aman
Sekian pengalaman saya berkunjung ke Kebun Raya Purwodadi. Semoga bermanfaat bagi kalian yang ingin berwisata ke Kebun Raya Purwodadi pada saat pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H