Mohon tunggu...
Nita Ariyantie
Nita Ariyantie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani Instan

Terlahir di Kalimantan, Besar di Bandung, Sempat singgah di Lampung, Cirebon dan Jakarta, kini menepi di seputar Kawasan Danau Toba

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Doktif: Whistleblower Produk Kecantikan?

19 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:23 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doktif

Dalam beberapa waktu belakangan, nama Doktif semakin sering muncul di permukaan publik khususnya media sosial. Konten-konten yang ia produksi, terutama yang menyoroti produk-produk kecantikan dan klaim para penjualnya, telah menarik perhatian banyak orang.
Tindakan Doktif ini tentu saja memiliki dampak yang beragam. Di satu sisi, ia telah berhasil membuka mata masyarakat tentang pentingnya memilih produk kecantikan yang aman dan efektif. Banyak konsumen yang kini menjadi lebih kritis dan selektif dalam memilih produk yang akan digunakan.
Di sisi lain, tindakan Doktif juga menuai kritik. Beberapa pihak berpendapat bahwa ia terlalu subjektif dan tidak selalu berlandaskan pada data yang akurat. Selain itu, ada juga yang khawatir bahwa tindakannya dapat berdampak negatif pada industri kecantikan secara keseluruhan.

Perseteruan Doktif vs. dr. Richard Lee

Perseteruan antara  Doktif dan dr. Richard Lee, juga telah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Perbedaan pendapat mengenai edukasi produk skincare menjadi pemicu utama perseteruan ini.
Perseteruan dimulai ketika Doktif mempertanyakan kredibilitas dr. Richard Lee terkait izin praktik dan klaim-klaim yang dibuatnya mengenai produk skincare. Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Doktif melalui kontennya memicu reaksi keras dari dr. Richard Lee.
Perseteruan ini semakin memanas dengan keduanya saling serang melalui media sosial.  Perdebatan publik yang sengit melibatkan berbagai pihak, termasuk penggemar masing-masing.
Dan,  hingga saat ini sepertinya perseteruan masih tetap berlanjut terutama belum bisa terlaksananya pertemuan langsung antara keduanya dalam satu forum meskipun sudah difasilitasi oleh Denny Sumargo dalam Podcastnya CURHAT BANG Denny Sumargo.
Mungkin karena  sang Doktif lebih  memilih jalur hukum untuk menyelesaikan perseteruan ini menjadi alasan tersediri atas ketidakhadirannya dalam acara yang telah disepakati sebelumnya tersebut.

Dampak Perseteruan
Perseteruan ini menimbulkan dampak yang cukup luas, di antaranya:
 * Polarisasi opini publik: Penggemar keduanya terpecah menjadi dua kubu yang saling mendukung.
 * Perdebatan sengit di media sosial: Hashtag terkait perseteruan ini menjadi trending topik.
 * Dampak pada citra kedua belah pihak: Perseteruan ini sedikit banyak mempengaruhi citra keduanya di mata publik.

Whistleblower Produk Kecantikan?
Menurut hemat penulis, sebagai konsumen produk-produk kecantikan, tindakannya Doktif ini dapat  dianggap sebagai upaya untuk membongkar praktik-praktik yang merugikan konsumen, mirip dengan apa yang dilakukan oleh seorang whistleblower. Peniup Pluit apabila diartikan secara harafiah.
Whistleblower itu sendiri dapat diartikan sebagai individu yang membocorkan informasi rahasia atau ilegal dari organisasi tempatnya bekerja atau terkait dengannya. Tujuannya biasanya untuk mengungkapkan pelanggaran hukum, ketidakadilan, atau bahaya yang mengancam organisasinya terutama yang menyangkut masyarakat luas.
Jika kita melihat definisi whistleblower di atas, maka Doktif dapat dianggap sebagai semacam "whistleblower" di dunia kecantikan.  Beliau  secara aktif mengungkap informasi yang menurutnya tidak benar atau menyesatkan terkait produk-produk kecantikan yang beredar di pasaran.
Sebutlah misalnya:
 * Klaim yang tidak terbukti secara ilmiah: Doktif kerap membongkar produk-produk yang mengklaim memiliki khasiat tertentu tanpa didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
 * Bahan-bahan berbahaya: Beliu  juga seringkali mengungkap adanya bahan-bahan berbahaya dalam produk kecantikan yang tidak dicantumkan dalam label.
 * Praktik pemasaran yang menyesatkan: Doktif juga menyoroti praktik pemasaran yang berlebihan dan menyesatkan dari sejumlah produk kecantikan.

Bahwa terkecuali nanti pihak Pengadilan atau pihak yang berwewenang memutuskan lain, karena Doktif telah menggunakan jalur hukum untuk menyelesaikan kasus ini sebagaimana yang telah disebutkan tadi,  sampai sejauh ini Penulis meyakini apa yang dilakukan Doktif tersebut merupakan   hal yang sangat berguna untuk konsumen. Konsumen menjadi lebih tercerahkan dalam memilih produk yang akan digunakan, dan tidak akan langsung terpesona  dengan trik-trik promosi yang kelihatannya menguntungkan  padahal "menyesatkan".

Pentingnya Whistleblower
Mengapa Whistleblower Penting? Dilansir dari berbagai sumber, kurang lebih seperti ini manfaat atau pentingnya whistleblower, antara lain:
• Transparansi dan Akuntabilitas: Whistleblower mendorong terciptanya transparansi dalam suatu organisasi. Dengan adanya pengungkapan informasi yang sebelumnya disembunyikan, masyarakat dapat mengetahui secara jelas apa yang terjadi di balik layar. Hal ini juga mendorong terciptanya akuntabilitas bagi pihak-pihak yang terlibat.
• Perlindungan Konsumen: Dalam kasus Doktif dan Richard Lee, peran Doktif sebagai whistleblower sangat penting dalam melindungi konsumen dari produk-produk kecantikan yang tidak aman dan menyesatkan. Informasi yang diungkapnya dapat menjadi dasar bagi konsumen untuk membuat keputusan yang lebih cerdas.
• Pencegahan Korupsi: Whistleblower juga berperan penting dalam upaya pencegahan korupsi. Dengan mengungkap tindakan korupsi, whistleblower membantu aparat penegak hukum untuk menindak pelaku dan memulihkan kerugian negara.
• Peningkatan Kualitas Sistem: Pengungkapan informasi oleh whistleblower dapat memicu perbaikan sistem dan prosedur di dalam suatu organisasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa di masa depan.
Dalam dunia Perbankan, tempat Penulis berkarya selama kurang lebih 20 tahun,  whistleblower sangat dibutuhkan, bahkan sangat dihargai. Hal yang bisa dilihat dari adanya  mekanisme bagi Karyawan yang ingin atau bersedia menjadi whistleblower.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa menjadi satu contoh bukti nyata yang memfasilitasi peran whistleblower dengan cara menyediakan kanal khusus untuk itu yang bisa dilihat di website OJK dengan link https://wbs.ojk.go.id

Tantangan yang Mungkin Dihadapi Doktif
Sebagai seorang "whistleblower", Doktif bisa saja  menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya:
 * Tekanan dari pihak industri: Bisa saja, Doktif mendapat tekanan dari pihak industri kecantikan yang merasa dirugikan oleh tindakannya.
 * Tuduhan fitnah: Bisa juga dituduh melakukan fitnah oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh kontennya.
* Perlawanan dari rekan sejawat: Rekan sejawat "tertentu"  bisa juga melakukan perlawanan dengan alasan kode etik,  marwah professi, nama baik organisasi dan atau yang sejenisnya.  
* Serangan lain: Hal yang tidak bisa diabaikan juga, adanya ancaman terhadap keselamatan, seperti dalam beberapa kasus, whistleblower bahkan bisa mengalami ancaman terhadap keselamatan diri dan keluarganya.

Tips Memilih Produk Kecantikan dengan Cerdas
Belajar dari Perseteruan Doktif dan dr. Richard Lee, terlepas dari kontroversi yang ada, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik, terutama dalam hal memilih produk kecantikan dengan bijak.
Menurut  hemat penulis, berikut ini tips memilih produk kecantikan yang aman dan tepat, dikaitkan dengan isu-isu yang muncul dalam perseteruan tersebut.
1. Perhatikan Legalitas dan Izin Praktik:
Salah satu poin penting dalam perseteruan tersebut adalah isu legalitas praktik. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya memperhatikan legalitas produk dan izin praktik dokter atau klinik yang merekomendasikannya. Pastikan produk kecantikan yang Anda gunakan telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Cek nomor registrasi BPOM pada kemasan produk atau melalui situs resmi BPOM. Jika Anda berkonsultasi dengan dokter atau klinik kecantikan, pastikan mereka memiliki Surat Izin Praktik (SIP) yang sah. Hal ini menjamin bahwa mereka memiliki kompetensi dan wewenang untuk memberikan layanan dan rekomendasi yang berkaitan dengan kesehatan dan kecantikan.
2. Edukasi Diri Sendiri:
Perseteruan ini juga menyoroti pentingnya edukasi. Jangan mudah tergiur dengan iklan atau testimoni yang berlebihan. Cari informasi yang valid dan terpercaya dari sumber yang kredibel. Pelajari kandungan bahan aktif dalam produk skincare dan pahami manfaat serta efek sampingnya. Konsultasikan dengan dokter kulit atau ahli kecantikan jika Anda memiliki masalah kulit tertentu atau ragu dalam memilih1 produk.
3. Kenali Jenis Kulit Anda:
Setiap orang memiliki jenis kulit yang berbeda, ada yang kering, berminyak, kombinasi, atau sensitif. Memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit sangat penting untuk mencegah iritasi, alergi, atau masalah kulit lainnya. Jika Anda tidak yakin dengan jenis kulit Anda, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
4. Cek Kandungan Bahan Aktif:
Perhatikan kandungan bahan aktif dalam produk skincare. Beberapa bahan aktif mungkin tidak cocok untuk jenis kulit tertentu atau dapat menimbulkan efek samping jika digunakan secara bersamaan dengan bahan aktif lainnya. Pelajari fungsi dan efek dari setiap kandungan. Contohnya, jika Anda memiliki kulit sensitif, hindari produk yang mengandung alkohol, pewangi, atau pewarna yang berlebihan.
5. Waspada Terhadap Klaim yang Berlebihan:
Berhati-hatilah dengan klaim produk yang terlalu muluk, seperti "hasil instan dalam semalam" atau "menghilangkan semua masalah kulit dalam seminggu". Klaim seperti ini seringkali tidak berdasar dan bahkan bisa menyesatkan. Ingat, perawatan kulit membutuhkan proses dan konsistensi.
6. Konsultasi dengan Ahli:
Jika Anda memiliki masalah kulit yang spesifik atau kesulitan dalam memilih produk yang tepat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kulit atau ahli kecantikan. Mereka dapat memberikan diagnosis yang akurat dan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit Anda.
7. Perhatikan Reaksi Kulit:
Setelah menggunakan produk baru, perhatikan reaksi kulit Anda. Jika muncul iritasi, kemerahan, gatal, atau reaksi alergi lainnya, segera hentikan penggunaan produk tersebut dan konsultasikan dengan dokter kulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun