Mohon tunggu...
Nita Ejul
Nita Ejul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Worker

Manusia yang paling sering dikejar deadline

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Perjalanan Bukan Hanya Destinasi

31 Maret 2017   13:14 Diperbarui: 1 April 2017   06:33 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

25 maret 2017  perjalananku ke Lampung di mulai,  kulangkahkan kakiku untuk menempuh perjalanan yang menurutku sangat melelahkan dari Jakarta ke Merak, ku gendong tas ranselku berjalan menuju loket pembelian tiket  kapal, sampai pelabuhan Bakauheni. Kapal yang akan aku tunggangi itu ternyata ada di dermaga 3, cukup jauh untuk berjalan menuju kapal. Dengan ramah petugas kapal menawarkanku bangku-bangku dan tempat lesehan di dalam kapal.  Kusandarkan tubuhku pada bangku kapal yang  sangat apik, namun sayang hidungku meneteskan cairan berwarna merah. Mendadak panik tapi mencoba untuk rileks mungkin karena perubahan suhu yang terlalu drastis saat itu. Rasa lelah yang menghampiri ku sejak tadi mulai menghilang, ku lihat anak-anak kecil yang asyik menonton film dalam kapal, ada pula orang dewasa yang sedang menikmati lantunan lagu yang di bawakan petugas kapal. Tak hanya itu anak-anak pun di ajak tour melihat tempat nahkoda bekerja dan di perbolehkan untuk mengambil gambar. 

Dua jam adalah waktu yang cukup lama untuk menyeberang menuju pelabuhan Bakauheni. Aku tak bisa membuang waktuku hanya dengan duduk dan menonton tv di dalam kapal. Mencoba untuk membunuh sepi yang sedari tadi  menemani,  sembari jalan-jalan mata ini dimanjakan oleh pemandangan yang  indah, birunya laut dan  hamparan langit yang luas, aku yakin inilah tanda kebesaran, aku  takjub atas ciptaan Rabb ku yang begitu luar biasa indah.

Suara klakson laut berdentang itu tandanya hampir sampai pelabuhan Bakauheni, bergegas aku mengemasi barang bawaan ku untuk berlabuh. Semilir angin mengantarkanku menuju bis ke Rajabasa. Hari semakin terik ku basahi tengggoraknku dengan beberapa teguk air mineral. Perjalanan panjang yang sedikit membuatku drop di tengah jalan, ketika akan ku tanya ayahku berapa lama lagi kita akan sampai, tapi ayahku sudah mengucapkan  dan  4 jam lagi  kita akan sampai. Mungkin ayahku tahu melihat wajah anaknya yang sudah tak sabar lagi ingin merebahkan badanya. 

Berjalan tergontai lemas sambil menungggu jemputan yang datang, berharap bisa pesan taxi online tapi ternyata di Lampung belum ada taksi atau ojek online sedikit kecewa tapi  ya sudahlah om ku ternyata sudah menunggu di tepi jalan. Karena hanya ada satu motor  akhirnya hanya aku yang dibonceng oleh om ku dan ayahku naik taksi menuju Way Rate. Di lampung  semua angkutan umum di sebut taksi, sedikit kaget angkot yang biasa pun di sebut taksi.  

Hari sudah cukup sore langit sudah menampakan awan gelap, perlahan motor yang aku bonceng melaju dengan kencang,mengingat waktu menunjukan pukul 16.00 jalanan pun mulai lengggang. Tapi  Lelahku terbayar sudah, mata ini disuguhi  sunset di pantai clara,  setelah dimanjakan oleh birunya laut.  Jalan menuju Way Rate ternyata mempunyai daya tarik tersendiri. Sepanjang jalan aku bisa menikmati pemandangan yang membuat melek mata yang tadinya sudah ngantuk. Karena keindahan yang  telah aku lihat menyadarkanku atas ciptaanNYA yang wajib kita syukuri. Perjalanan memang tak hanya tentang destinasi tapi bagaimana kita bisa menikmati dan menysukuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun