Anak akan diajarkan bagaimana bermain angklung itu harus bekerja sama dan kompak, agar nada yang dihasilkan harmonis, serta harus berkonsentrasi dan disiplin kapan saatnya memainkan angklung dan kapan saatnya tidak, agar alur lagu yang dibawakan tidak kacau.Â
Sementara itu dalam tembang sunda cigawiran yang asalnya dari pesantren, lirik atau rumpaka yang dipergunakan mengandung makna-makna yang bertemakan islami, yang di dalamnya terdapat nasihat-nasihat bagi manusia.Â
Misalnya dalam lirik lagu gandrungan terdapat lirik atau rumpaka berikut, "dulur-dulur urang masing eling, ieu urang ulah kajongjonan, sing emut yen bakal maot, dst."Â
Lirik atau rumpaka tersebut bila diartikan mengingatkan manusia agar segera bertaubat dan jangan berleha-leha, karena setiap manusia akan mati. Maka dalam tembang sunda cigawiran ini banyak unsur-unsur pendidikan rohani, yang bisa mengingatkan manusia agar menjadi manusia yang lebih baik.Â
Dari ketiga seni tradisi sunda di atas, pemberian makna yang mendalam pada seni dapat memberikan pengajaran pembentukan karakter seseorang menjadi lebih baik. Sehingga ketiganya dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran, dengan memaknai lirik atau rumpaka nya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H