Berdasarkan jurnal Erma Aktaria dan Budiono Sri Handoko, ketidaksetaraan gender dalam karakteristik fisik dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara telah menjadi standar praktik para pendidik. Martin dan Garvi (2009) memberi contoh bagaimana PDB dapat meningkatkan GDI dan IPM sekaligus menurunkan indeks individual. Dalam penelitian selanjutnya, Klasen dan Lamanna (2009) mengkuantifikasi konsekuensi nasional yang perlu diatasi ketika terjadi ketidaksetaraan gender di bidang pendidikan dan lapangan kerja. Memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan berkisar antara 0,9 hingga 1,7% di Asia dan Afrika serta 1-6 persen di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Di Indonesia, analisis statistik yang didasarkan pada hubungan antara stereotip gender menunjukkan dampak negatif yang signifikan terhadap produktivitas dan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.[8]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H