Lulusan seringkali enggan untuk bekerja di perusahaan dengan posisi atau jabatan yang rendah. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki gelar pendidikan yang tinggi mereka dapat bekerja dengan jabatan yang tinggi tanpa harus memulai dari posisi yang rendah. gaji awal yang besar karena merasa bahwa tingkat pendidikan mereka harus dihargai. Namun realitanya, terutama bagi fresh graduate, gaji seringkali lebih rendah dari yang diharapkan.
5. Preferensi terhadap pekerjaan yang bergengsi
Banyak lulusan yang hanya mengincar pekerjaan di perusahaan besar, instansi pemerintah atau sector formal dengan reputasi tinggi. Mereka cenderung mengabaikan peluang kerja di sector yang dianggap kurang bergengsi seperti usaha kecil atau menengah.
6. Â Kualitas pendidikan yang kurang optimal
Pendidikan merupakan fondasi utama bagi kemajuan individu dan bangsa. Namun pada kenyataannya, mutu pendidikan di banyak negara, termasuk Indonesia, masih jauh dari kata optimal. Ketidakoptimalan berdampak pada daya saing lulusan di pasar kerja. Selain itu sistem pendidikan terlalu berfokus pada nilai akademik daripada meningkatkan keterampilan praktis. Kurikulumnya seringkali kaku dan berpusat pada hafalan, dan kurang mendorong mahasiswa untuk menjadi kreatif atau berpikir kritis. Padahal sebenarnya, dunia kerja saat ini lebih membutuhkan orang yang memiliki skill inovatif, kreatif, dan dapat bekerja dalam tim.
7. Harapan gaji yang tinggi
Lulusan pendidikan tinggi seringkali memiliki harapan gaji yang tinggi dan lebih memilih pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka, bahkan mereka bersedia mennunggu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan.
8.Kurangnya informasi lowongan pekerjaan
Beberapa pencari kerja tidak memiliki akses yang memadai terhadap informasi tentang peluang kerja yang tersedia.
Banyak dari kita yang tumbuh dengan pandangan bahwa memiliki gelar pendidikan yang tinggi adalah jalan satu satunya menuju kesuksesan. Namun pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa dunia kerja modern jauh lebih kompleks. Gelar pendidikan tetaplah penting, akan tetapi tidak lagi menjadi satu satunya tiket emas dalam menuju kesuksesan.
Bagaimana solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi pengangguran terdidik?