Mohon tunggu...
Yunita Handayani
Yunita Handayani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ibu yang bahagia :) www.yunita-handayani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebijakan Paket Awal Tahun Ajaran Baru di Sekolah

6 Juli 2011   03:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:54 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ajaran baru tiba. Ini saatnya kocek para orang tua terkuras untuk biaya sekolah anak. Terutama mereka yang anaknya memasuki jenjang sekolah baru.

Bukan hal yang asing lagi bagi kita semua adanya berbagai macam paket tahun ajaran baru di bulan-bulan seperti ini. Mulai dari paket seragam, paket buku pelajaran, sampai paket alat tulis. Dan paket tersebut bukan paket murah seperti paket-paket makan di restoran cepat saji. Seringkali harganya di atas harga pasaran normal di luar sekolah. Tapi seringkali orang tua murid tidak bisa berkutik karena ketentuan “wajib” dari sekolah.

Buku tulis misalnya, walaupun di luar sekolah banyak dijual buku tulis obral dengan harga miring tapi pihak sekolah tetap mewajibkan membeli paket buku tulis dari sekolah dengan alasan keseragaman karena buku tulis dari sekolah ada gambar dan logo sekolah. Sampai kaos kaki pun termasuk paket seragam yang harus dibeli di sekolah karena kaos kaki tersebut ada rajutan logo sekolah. Ada pula yang memasukkan paket alat tulis tanpa logo sekolah ke dalam paket tahun ajaran baru. Misalnya krayon, pensil warna, penghapus, pensil. Semuanya dengan alasan keseragaman.

Bukan rahasia lagi bila adanya paket-paket ini merupakan salah satu usaha sekolah menambah dana (profit) mereka. Tapi hendaknya pimpinan sekolah atau yayasan (untuk sekolah swasta) bisa lebih bijak dalam urusan paket awal tahun ajaran ini. Orang tua jaman sekarang lebih kritis dalam menyikapi adanya paket-paket yang terkesan memaksakan ini. Seharusnya juga pihak sekolah sadar diri dan membantu untuk tidak terlalu membebani orang tua murid dalam hal paket awal tahun ajaran ini.

Di sebuah sekolah swasta, setiap awal tahun pelajaran seringkali terjadi ketegangan antara staf sekolah dengan orang tua murid masalah paket awal tahun ajaran. Walaupun murid sekolah tersebut dari golongan menengah ke atas tapi orang tua bahkan muridnya sangat kritis. Mereka seringkali menolak membeli buku tulis berlogo sekolah yang diwajibkan oleh sekolah. Staf sekolah juga bersikeras bahwa ketentuan yayasan pembelian paket buku tulis itu adalah wajib. Ketegangan, perdebatan pun banyak terjadi. Kalau sudah seperti ini malah wibawa staf sekolah atau guru yang dipandang rendah oleh orang tua murid dan siswa. Padahal mereka hanya merupakan pelaksana dari kebijakan pimpinan atau yayasan.

Paket seragam sekolah memang bisa dimaklumi bila diadakan oleh sekolah dengan alasan keseragaman kualitas bahan dan bentuk. Tapi untuk buku pelajaran dan alat tulis hendaknya sekolah bisa lebih bijak memberi kebebasan pada orang tua murid untuk membelinya di mana saja. Berikan saja spesifikasi yang ditentukan sekolah kepada orang tua. Biarkan orang tua mencari sendiri dengan cara mereka sendiri untuk menekan pengeluaran. Sekolah bisa menyiapkan barang-barang tersebut di koperasi sekolah. Kalau-kalau ada orang tua yang kesulitan mendapatkannya di luar dapat dengan mudah membelinya di koperasi sekolah.

Saya terkesan dengan reportase dari kompasianer yang tinggal di Cina, Lakeisha. Di sekolah TK anaknya di Cina orang tua tidak diharuskan membeli paket alat tulis dari sekolah. Mereka juga diberi ketentuan membawa krayon dan satu rim kertas dari rumah untuk dikumpulkan di sekolah. Mungkin sekolah-sekolah kita dapat banyak belajar dari mereka.

Mencari dana untuk kemajuan sekolah memang penting. Tapi lebih penting lagi menjaga wibawa sekolah sebagai institusi pendidikan, sekaligus menjaga wibawa guru beserta staf sekolah di mata masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun