Mohon tunggu...
Niswatun Solikhah
Niswatun Solikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Pekalongan

Niswatun Solikhah Mahasiswi IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Perkuat Personal Branding Upaya Bangun Jati Diri

21 Desember 2021   18:57 Diperbarui: 21 Desember 2021   19:00 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkuat Personal Branding Upaya Bangun Jati Diri

Oleh : Niswatun Solikhah

(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, FUAD IAIN Pekalongan)

Persoanal branding sangat diperlukan bagi setiap orang, bukan lagi hanya untuk pembisnis, influencer, penulis, atau orang-orang yang ternama. Personal branding kita perlukan untuk membangun citra diri di hadapan khalayak publik, sehingga persepsi tentang dirinya akan terbentuk melalui prestasi, keahlian, dan perilaku. Personal branding bukan sebatas pencitraan, namun harus diimbangi dengan realitas yang ada. Apa yang menjadi sisi positif seseorang, itulah yang di-branding ke masyarakat.

 Dalam buku The Master Book of Pernoal Branding Farco Siswiyanto Raharjo, personal branding merupakan bagaimana atau cara seseorang untuk mengambil kendali persepsi orang lain atas seseorang tersebut. 

Menurut Ronaldo Susanto dalam buku “Mengenal Personal Branding Terlengkap” karya Muhammad Adam Husein, menjelaskan personal branding adalah proses pemebentukan persepsi masyarakat atas dasar aspek yang dimiliki seseorang, diantaranya seperti kepribadian, nilai, kemampuan, dan stimulus yang memunculkan pandangan positif sehingga dapat digunakan sebagai alat pemasaran.

Dalam kajian Ilmu Sosial, Personal Branding memiliki tujuan untuk memberikan citra positif agar khalayak lebih cenderung memberikan respon secara baik kepada diri. Sebagaimana dalam penelitian yang dilakukan oleh Rita Srihasnita dan Dharmasetiawan yang berjudul “Strategi Membangun Personal Branding dalam Meningkatkan Performance Diri” (2018), menyatakan ada empat tujuan seseorang memiliki personal branding, yaitu pertama, Sebagai alat guna memperngaruhi pandangan orang lain terhadap diri seseorang, serta mengenalkan keunikan dan kemampuan diri yang jauh lebih unggul dari individu lainnya. 

Kedua, Mengenalkan pada publik nilai, kemampuan, dan keunikan diri yang menjadikan berbeda dan bernilai. Ketiga, Untuk memberikan kesan bahwa seseorang tersebut layak untuk menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Keempat, Memancing orang lain untuk menilai kualitas diri yang dimiliki dirinya.

Dalam menciptakan personal branding sama halnya menciptakan brand lainnya. Setiap individu harus menentukan elemen brand, makna dari elemen tersebut, menempatkan dalam posisi yang tepat, dan mengelolanya dengan maksimal. Menurut Kristie Tamsevicius seorang konsultan marketing, menjelaskan bahwa filosofi dari personal branding adalah dimana setiap individu memiliki anugerah yang unik dan tujuan yang berbeda.

Kristie Tamsevicius merangkum strategi membangun personal branding dalam beberapa poin. Pertama, Menentukan Diri Sendiri (Determine Who You Are), Pencarian identitas dan makna diri merupakan awal terbentuknya personal branding, sehingga akan timbul kesadaran adanya kelebihan dan skill yang dimiliki. Kedua, Menentukan Apa yang akan Dilakukan (Determine What You Do). Personal branding diciptakan bukan mengharuskan seseorang menggunakan topeng yang memikat. Namun, lebih kepada memahami berbagai nilai diri dan menjadikan nilai tersebut menarik bagi orang lain. 

Ketiga, Memposisikan Diri (Position Yourself). Personal branding bukanlah meniru seseorang, tetapi menjadi unik dan berbeda sehingga mudah dipercaya oleh orang lain. Keempat, Mengelola Brand (Manage Your Brand). Menurut Montoya seorang Spesialis Personal Branding, kunci mempromosikan personal branding adalah “pemasaran dari mulut ke mulut”. Apa yang meraka katakan tentang brand adalah yang pada akhirnya akan dinilai dan diukur oleh pasar sebagai nilai brand tersebut. Semakin luasnya personal branding seseorang di berbagai pasar, maka akan lebih mudah dipercaya oleh orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun