Mohon tunggu...
Niswati Adila
Niswati Adila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Sebuah Keteladanan dari Diri Nabi Muhammad SAW

12 April 2023   13:55 Diperbarui: 12 April 2023   13:57 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang harus kita ikuti sebagai umat muslim. Beberapa akhlak Nabi SAW yang terpuji yaitu memaafkan dan menyayangi orang lain. Meski Nabi sering diejek, dihina, dan dizalimi oleh orang lain, namun Nabi tetap tegas dan lembut dalam memperlakukan mereka. Bahkan, Nabi menanggapi perlakuan kasar mereka dengan rasa kelembutan dan cinta dan berdoa memohon petunjuk dari Allah SWT. Dikutip dari Al-Qur'an yang berbunyi:

فَبِمَا رَحۡمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنۡتَ لَهُمۡۚ وَلَوۡ كُنۡتَ فَظًّا غَلِيۡظَ الۡقَلۡبِ لَانْفَضُّوۡا مِنۡ حَوۡلِكَ فَاعۡفُ عَنۡهُمۡ وَاسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى الۡاَمۡرِۚ فَاِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُتَوَكِّلِيۡنَ‏ ١٥٩

Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya". (QS. Ali Imran:159).

Selain pemaaf, Nabi juga terkenal sebagai sosok yang sangat mencintai sesamanya. Beliau selalu mencintai orang miskin, yatim piatu, serta wanita tua. Di dalam berbagai kegiatan dakwah, Nabi berusaha kebaikan bagi dirinya dan keluarga. Beliau selalu mencari kebaikan dan melindungi rakyatnya dari sebuah kehancuran serta penghinaan.

Al-Qur'an surat al-A'raf ayat 199 menyatakan bahwa setidaknya ada tiga jenis sikap atau akhlak mulia, yaitu pemaaf, menegur kebaikan, dan memalingkan orang yang jahil. 

خُذِ الۡعَفۡوَ وَاۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰهِلِيۡنَ‏ ١٩٩

Arinya: Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. al-A'raf:199).

Ada banyak kisah dalam sejarah islam yang menjelaskan tentang sikap pemaaf dari Nabi kepada umatnya. Nabi memberi maaf sebesar-besarnya kepada musuh-musuhnya, yang ingin bertaubat dan mengakui kesalahan yang dibuat, meskipun itu mengorbankan nyawanya serta menyebabkan dianiaya.

Nabi adalah utusan Allah SWT, pemimpin umat, pemimpin para nabi, serta teladan bagi seluruh dunia, tetapi Nabi tidak ingin bangga pada dirinya sendiri dan sombong.  Malah sebaliknya, Nabi rendah hati. Nabi meminta teman-temannya untuk tidak menyembahnya, dan Nabi disembah seperti orang Kristen menyembah Yesus, putra Mayam. "Aku ini hamba Allah SWT, sebut saja hamba Allah dan utusannya". Nabi adalah pria yang rendah hati. Dulu para sahabat terlalu menghormati Nabi begitu mereka melihat nabi datang. Jadi Nabi memarahinya karena tidak memperlakukannya sebagai non-Arab yang ingin dipuji. Saat mendatangi teman, Nabi duduk di tempat yang ada kursi kosong, Nabi bercanda dan berinteraksi dengan mereka. Saat memenuhi undangan tersebut, Nabi tidak mempertimbangkan faktor finansial atau status sosial orang tersebut. 

Jika ada yang sakit, Nabi langsung datang menjenguk, meski tempatnya jauh. Ketika NAbi bertemu dengan teman-temannya, beliau pun yang pertama kali mengulurkan tangannya untuk menjabat mereka. Jika seseorang dengan menunggunya saat Nabi sedang shalat, Nabi akan bergegas dengan shalatnya dan ditanya apa yang dibutuhkan. Setelah itu Nabi kembali melanjutkan shalatnya. Nabi selalu baik dan tersenyum kepada semua orang. Dalam urusan keluarga, Nabi ikut memikul beban keluarga, seperti mencuci baju, menjahit, mencuci sol sandal, melayani diri sendiri dan mengurus unta. Nabi pun duduk untuk makan dengan asistennya.

Nabi juga peduli pada penderitaan, yang lemah dan membutuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun