Krisis politik sedang terjadi di Indonesia. Politik dinasti, oligarki, kartel politik, dan otoriter legalisme adalah hasil nyata dari sistem politik demokrasi yang telah diterapkan di negeri ini. Selain itu, orang-orang turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuan terhadap tindakan para pemimpin dan elite. Hal ini karena pemimpin negeri demokrasi membuat kebijakan dan regulasi sesuka hati, yang hanya menguntungkan kroni dan keluarga mereka.
Rakyat sekali lagi telah menjadi korban dari krisis politik ini, karena krisis ini telah berdampak signifikan pada pelayanan publik. Hajat publik menjadi lebih mahal dan lebih sulit untuk diperoleh. Karena kehilangan akses ke sumber-sumber agraria yang dirampas sebagai akibat dari pembangunan, rakyat yang sebelumnya sudah miskin kini kian terjerat dalam lingkaran kemiskinan yang lebih dalam. Kezaliman pun kian nyata terlihat.
Rakyat banyak yang turun ke jalan-jalan untuk menuntut perubahan rezim karena mereka tidak ingin krisis politik berlanjut. Namun, sebenarnya akar penyebab krisis ini yakni penerapan sistem politik demokrasi yang telah menghasilkan penguasa zalim. Apabila rakyat ingin terjadi perubahan, maka sistemnya yang harus diganti.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia harus belajar dari kesuksesan Rasulullah Saw dalam memimpin Daulah Islam di Madinah. Sebagai kepala negara, Rasulullah Saw adalah teladan terbaik sekaligus sumber literasi politik yang berharga. Maka, sudah saatnya rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam mengambil contoh politik dari Rasulullah Saw dan mulai melakukan perubahan untuk membangun Indonesia yang berkah dengan Islam kafah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H