Mohon tunggu...
Niswana Wafi
Niswana Wafi Mohon Tunggu... Lainnya - Storyteller

Hamba Allah yang selalu berusaha untuk Istiqomah di jalan-Nya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rupiah Melemah Buah dari Sistem yang Salah

15 Mei 2024   10:28 Diperbarui: 15 Mei 2024   10:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, kenaikan harga minyak global akan berdampak pada biaya produksi produk energi seperti BBM dan LPG. Peningkatan harga ini akan mengikuti kenaikan harga produk lain karena keduanya berfungsi sebagai sumber energi utama untuk berbagai produk.

Produksi minyak mentah, BBM, dan LPG Indonesia saat ini hanya mencapai 670 ribu barel minyak per hari (BOPD), sementara konsumsi nasional mencapai 1,3 juta BOPD dan impor LPG menempati 65% dari konsumsi nasional. Semakin tinggi defisit neraca perdagangan, dapat menyebabkan nilai mata uang rupiah terdepresiasi dan memicu inflasi.

Ketiga, daya beli masyarakat akan menurun sebagai akibat dari inflasi yang cukup tinggi. Menjaga daya beli masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Konsumsi rumah tangga yang bertujuan untuk konsumsi barang dan jasa menyumbang setengah dari perekonomian Indonesia. Kegiatan ekonomi dapat berhenti jika daya beli masyarakat menurun. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan melambat. Kegiatan ekonomi dapat mengalami penurunan jika daya beli masyarakat menurun. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi akan menurun.

Jika hal ini terjadi, pemerintah biasanya menyelesaikan masalah daya beli rakyat dengan memberikan bansos, subsidi BBM, atau menetapkan harga BBM di bawah harga pasar, serta bantuan sosial yang serupa yang dapat mendorong perekonomian masyarakat. Selama dominasi dolar AS sebagai mata uang internasional dan ketergantungan Indonesia terhadap impor terus berlanjut, kondisi ini akan terus terjadi secara bertahap.

Karena fiat money tidak lagi memerlukan cadangan fisik seperti emas dan perak, penggunaan uang kertas (uang fiat) sebagai alat pembayaran sah sebenarnya sangat rentan terhadap inflasi, sehingga nilainya akan terus menurun.

Sistem mata uang berbasis emas dan perak yang ditetapkan oleh Islam lebih stabil dan adil, sehingga secara ekonomi akan aman dan aman dari krisis. Mata uang emas dan perak telah digunakan sejak masa Rasulullah Saw. Ini merupakan mata uang paling stabil yang pernah ada. Nilai mata uang Islam dwilogam tetap stabil dalam hubungannya dengan barang konsumtif sejak dulu hingga sekarang.

Sebagai contoh, seekor kambing pada zaman Nabi harganya adalah 1 dinar, atau yang lebih besar 2 dinar. Hari ini, 1400 tahun kemudian, harga kambing kurang lebih sama, yaitu 1 atau 2 dinar. Harga ayam pun sama, yaitu 1 dirham. Dengan demikian, inflasi harga kambing dan ayam tidak terjadi selama 1.400 tahun.

Maka, jelaslah bahwa sistem mata uang emas dan perak sangat tahan terhadap inflasi dan krisis. Menurut Dwi Condro Triono, seorang pakar ekonomi syariah, mata uang harus memenuhi tiga persyaratan.

Pertama, mata uang tersebut harus dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai barang dan jasa, seperti harga dan upah. Kedua, uang tersebut harus dikeluarkan oleh otoritas yang bertanggung jawab dan bukan badan yang tidak diketahui (majhl). Ketiga, uang tersebut harus tersebar luas dan dapat diakses oleh semua orang, bukan hanya sekelompok orang tertentu.

Ketiga syarat akan terpenuhi jika emas digunakan sebagai mata uang resmi negara dan bukan sekadar komoditas. Negara ini akan memiliki kekuatan ekonomi jika menggunakan mata uang emas. Ini karena mata uang emas tidak dapat dipermainkan atau dimanipulasi oleh mata uang kertas mana pun, apapun kekuatan mereka. Sebaliknya, seluruh mata uang kertas di seluruh dunia akan menstandarkan nilai tukarnya pada mata uang emas ini dan bertekuk lutut padanya.

Penggunaan mata uang emas dalam sebuah negara hanya bisa terealisasi jika negara tersebut menerapkan sistem Islam sebagai aturan negaranya. Ekonomi rakyat akan stabil jika sistem Islam (Khilafah) dan sistem mata uang emas diterapkan. Selain itu, masyarakat tidak akan khawatir tentang krisis ekonomi, resesi, atau pelemahan nilai tukar mata uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun