Pandemi Covid-19 memaksa berbagai aspek kehidupan berubah. Pemerintah memutuskan belajar diharuskan daring. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan yang meluas akibat interaksi yang masif. Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online.Â
Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Berbicara soal kecepatan internet di Indonesia masih bertengger di urutan bawah. Menurut Ookla kecepatan internet kabel Indonesia 15,5 Mbps, sedangkan kecepatan internet kabel dunia rata-rata 54,3 Mbps (CNN, 2019).Â
Baca juga: Pengaruh Minat Belajar Daring bagi Mahasiswa pada Masa Pandemi Covid-19
Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Salah satunya media sosial yang digunakan adalah WhatsApp.Â
WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan untuk smartphone dengan menggunakan koneksi internet (3G, 4G atau WiFi) untuk komunikasi data. Dalam WhatsApp terdapat konten grup chat, yaitu dalam satu grup terdiri beberapa orang, serta mampu dalam jumlah banyak.
Baca juga: Dampak Belajar Daring Terlalu Lama
Penggunaan WhatsApp Grup sebagai media belajar banyak terjadi di tingkat sekolah dasar. Melalui WhatsApp bisa dikirimkan gambar, voice note hingga vidio. WhatsApp juga aplikasi dengan jumlah pengguna yang sangat besar (Pertiwi, 2020).Â
WhatsApp sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan terkait dengan komunikasi guru dan orang tua selama Pandemi Covid-19 ini. Pada jenjang sekolah dasar neger dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) didaerah saya khususnya di MI BAHRUL ULUM, menggunakan WhatsApp grup sebagai media komunikasi dalam belajar daring mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.Â
Baca juga: Dampak Belajar Daring bagi Pelajar Indonesia
Para siswa baik dari pendidikan formal maupun non formal di Indonesia pada era digital ini sudah menggunakan aplikasi ini dalam aktivitas keseharian mereka baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sehingga para siswa tidak banyak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh yang diberikan oleh guru melalui aplikasi WhatsApp ini dibanding menggunakan aplikasi lainnya.Â
Namun, penggunaan WhatsApp sebagai media pembelajaran daring kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan berbagai faktor, diantaranya kurangnya penjelasan yang komprehensif dan sederhana dari guru, rendahnya aspek afektif dan psikomotorik pada pembelajaran, sinyal internet, kesibukan orang tua dan latar belakang pendidikan orang tua.