Perkembangan bahasa merupakan interaksi sosial yang pembelajarannya tak luput dari peran orang tua dan pengasuh. Periode pralinguistik pada tahap berceloteh, orang dewasa dapat membantu perkembangan bahasa anak dengan mengajaknya berlatih mengoceh dengan cara mengulangi setiap perkataan yang diucapkan secara langsung.
Menurut Hardy Brown, Plomin, dan Defries mengatakan bahwasanya imitasi oleh orang tua terhadap bayi mempengaruhi kecepatan pembelajaran bahasa. Menurut Rochat, Quendo, dan Striano dalam buku "Rujuk Kembali Kotak 1-5" mengatakan proses ini juga membantu bayi mengalami aspek sosial bicara, rasa bahwa percakapan mengandung giliran, ide yang kebanyakan bayi dapat tangkap sekitar usia 7 setengah hingga 8 bulan.Â
Bahkan pada usia 4 bulan, ditengah permainan cilukba, bayi menunjukkan kepekaan terhadap struktur sosial dengan orang dewasa.
Dapat disimpulkan bahwasanya di usia yang 7 sampai 8 bulan pun bayi sudah dapat berinteraksi dengan orang tua ketika mereka mengajarkan bahasa, bahkan di saat usia masih sangat kecil walaupun bayi terlihat hanya terdiam dan mengamati namun pada sejatinya ia pun tengah belajar berinteraksi dengan bahasa yang diajarkan oleh orang tua ataupun pengasuh.
Perkembangan kosakata bahasa pada bayi akan lebih cepat jika orang tua atau pengasuh menggunakan peluang yang tepat dalam mengajarkan kosakata baru pada anak. Anak akan lebih mengingat objek yang diajarkan secara langsung dengan menunjukkan bukti secara kongkrit, daripada ketika menunjukkan suatu objek dengan mengalihkan perhatiannya.Â
Contohnya ketika zidan sedang  mencari mainan mobil-mobilan dan ibu pun menunjuk "ini loh nak mobil," maka saat itu juga ia akan ingat dibandingkan dengan saat ia bermain dengan yang lain lalu ibu pun mencoba mengalihkan perhatiannya untuk memperhatikan apa yang diajarkan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H