Berhasil mendidik anak dengan baik adalah impian semua orangtua. Setiap orangtua pasti ingin agar anaknya bisa sukses dan bahagia. Namun pada kenyataannya tidak semudah itu, mayoritas orangtua pasti pernah mengalami kesulitan dalam mengasuh. Karakter atau sifat bawaan anak merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh orangtua dalam menerapkan suatu bentuk pola asuh. Berikut sudah saya rangkum 15 gaya asuh menurut buku "Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Islam" karya Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag.
1. Gaya Otoriter
Tipe pola asuh otoriter adalah tipe pola asuh dimana orang tua yang memaksakan kehendak. Dalam tipe ini, orang tua cenderung sebagai pengendali atau pengawas (controller), selalu memaksakan kehendak kepada anak, tidak terbuka terhadap pendapat anak, sangat sulit menerima saran dan cenderung memaksakan kehendak dalam perbedaan, terlalu percaya pada diri sendiri sehingga menutup katup musyawarah. Pola asuh ini sangat cocok untuk anak PAUD dan TK dan masih bisa digunakan untuk anak SD dalam kasus-kasus tertentu.
2. Gaya Demokratis
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang paling baik dan bisa diterapkan pada anak usia berapa saja. Baik masih balita sampai anak yang sudah dewasa dan sulit untuk diajak kompromi apalagi menuruti aturan yang diberikan orang tua.
Selain itu pola asuh jenis demokratis memberikan kesempatan untuk para orang tua untuk terbiasa menepatkan dirinya kepada anak bagaikan seorang teman, anak bebas mengemukakan pendapatnya. Disini memang ditekankan bahwa orang tua bisa mendengarkan keluhan anaknya, serta memberikan masukan.
Jika orang tua memberikan hukuman maka harus masuk di alasan mengapa dan bagaimana hukuman tersebut terjadi. Saat orang tua bersikap friendly, anakpun menjadi sangat terbuka kepada orang tuanya, sehingga anak tidak membantah pada orangtuanya namun tetap menjaga sikap mereka dengan menghargai dan mendengarkan.
3. Gaya Laissez-Faire
Tipe pola asuh orang tua ini tidak berdasarkan aturan-aturan. Kebebasan memilih terbuka bagi anak dengan sedikit campur tangan orang tua agar kebebasan yang diberikan terkendali. Orang tua yang menggunakan gaya ini menginginkan seluruh anaknya berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Tindak komunikasi dari orang tua cenderung berlaku sebagai seorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbang pemikiran dari anggota keluarga. Â Pola asuh ini bisa digunakan untuk anak dalam semua tingkatan usia.
 4. Gaya Fathernalistik
Fathernalistik (fathernal=kebapakan) adalah pola asuh kebapakan, dimana orang tua bertindak sebagai ayah terhadap anak dalam perwujudan mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Orang tua menggunakan pengaruh sifat kebapakannya untuk menggerakkan anak mencapai tujuan yang diinginkan meskipun terkadang pendekatan yang dilakukan bersifat sentimental. Pola asuh ini cocok digunakan untuk anak PAUD dan TK dalam kasus tertentu dan sangat pas digunakan untuk anak usia 0-2 tahun.Â