Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memilih Permainan Edukatif yang Mencerdaskan

14 Maret 2019   21:54 Diperbarui: 14 Maret 2019   21:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di samping itu, ia tergerak untuk melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain. Inilah alasannya, Mengapa permainan ini tidak mempunyai nilai edukatif sama sekali.

 Mungkin, sebagian orang beranggapan bahwa berbagai permainan tersebut di atas tetap ada manfaatnya, seperti bermain SmackDown dapat menumbuhkan keberanian, bermain kartu dapat menumbuhkan jiwa sosial, dan bermain manusia karena dapat membuat anak senang. Walaupun ada manfaatnya, tetapi manfaat tersebut tidak sebanding dengan dampak buruk yang ditimbulkannya.

 Pertanyaannya, jika tujuannya ingin menumbuhkan keberanian anak, Mengapa mesti dengan bermain SmackDown? Jika tujuannya adalah mengembangkan jiwa sosial anak, mengapa mesti dengan kartu Naruto? Jika tujuannya untuk membuat anak senang, mengapa mesti manusia karet yang menjijikkan?

 Bukankah sangat banyak jenis permainan yang dapat menumbuhkan jiwa pemberani anak selain dengan SmackDown? Bukankah sangat banyak jenis permainan yang dapat menumbuhkan jiwa sosial anak selain dengan kartu Naruto? Dan bukankah sangat banyak jenis permainan yang dapat menumbuhkan jiwa kesenangan anak selain dengan manusia karet?

 Inilah alasannya, mengapa memilih jenis permainan edukatif untuk anak sangat dibutuhkan, bahkan wajib dilakukan. Dengan kata lain, sebelum orang tua dan guru memberikan jenis permainan tertentu, pastikan bahwa jenis permainan itu adalah pilihan yang terbaik untuk pengembangan kecerdasan anak. Untuk kepentingan ini, uraian-uraian berikut akan menjelaskan bagaimana memilih jenis jenis permainan yang mempunyai nilai edukatif tinggi dan bebas dari dampak negatif.
Disesuaikan dengan Perkembangan Anak.

Montessori pernah mengemukakan bahwa setiap anak pasti akan melewati masa peka atau periode sensitif (Montessori 1936). Setiap dalam masa peka tersebut anak-anak membutuhkan permainan yang berbeda-beda. Jika mainan tidak sesuai dengan masa peka atau periode sensitif yang dilewatinya, maka permainan tersebut tidak akan membawa dampak apa-apa, kecuali anak menjadi benci terhadap permainan tersebut.

Aman
 Kriteria kedua dalam memilih alat permainan yang mencerdaskan adalah sifat aman. Aman dalam artian yang tidak membahayakan fisik maupun psikis anak. Sekedar contoh banyak mainan yang dibuat tanpa memperhatikan zat pewarna. Sebaiknya, sebelum Anda membeli jenis permainan tertentu, pilihlah permainan yang telah ada jaminan keamanan dari dinas kesehatan.

Menyenangkan
 Kriteria selanjutnya dalam memilih permainan untuk anak adalah menyenangkan. Tetapi, tidak semua alat pemanen akan dapat diberikan pada anak. Sebab bisa jadi permainan tersebut justru merusak aspek tertentu dalam diri anak, seperti kartun Naruto dan SmackDown sebagaimana disebutkan di atas. Faktor menyenangkan dalam setiap permainan sangat penting untuk diperhatikan, karena permainan sangat penting diperhatikan, karena permainan yang tidak disenangi anak bisa menumbuhkan sifat benci dalam diri anak. Walaupun kita memandang bahwa jenis permainan tertentu adalah sangat baik untuk perkembangan anak, tetapi jika permainan tersebut tidak dapat menarik minat anak, maka jangan dipaksakan.

Menguatkan Daya Ingat
 Kriteria selanjutnya untuk memilih jenis permainan edukatif adalah adanya unsur yang mampu memperkuat daya ingat anak. Dalam sebuah diskusi kelas, Dr. Hariyanto mengatakan bahwa kiat untuk menguatkan daya ingat adalah dengan dongeng atau cerita. Dalam perspektif pendidikan Islam, dongeng atau cerita tersebut mirip dengan metode kisah dalam Alquran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya ingat anak, jika dipilihkan kisah-kisah yang Islam.

Mempertajam Pendengaran
Kriteria pemilihan jenis permainan edukatif yang kelima adalah mempertajam pendengaran. Ketajaman mendengar adalah kemampuan anak untuk menangkap suara dan merekamnya dalam memori kemudian mampu ditirukan dalam bahasa lisan, dan selanjutnya mampu di tuangkan dalam tulisan kemampuan ini dikenal dengan gaya belajar auditorial gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan kemampuan mendengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun