Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memilih Permainan Edukatif yang Mencerdaskan

14 Maret 2019   21:54 Diperbarui: 14 Maret 2019   21:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memilih alat permainan edukatif sangat penting dilakukan, karena banyak jenis-jenis permainan yang justru merusak aspek tertentu dalam diri anak. Sekedar contoh, bermain kartu Naruto, manusia karet, video games, terutama mainan-mainan semacam SmackDown dan tembak-menembak, serta mainan-mainan yang lain.

Mengapa permainan kartu semacam Naruto dan permainan berbasis komputer semacam SmackDown dan tembak-menembak tidak dapat meningkatkan kecerdasan anak, tetapi justru merusak diri anak?

Pertama, Karena jenis permainan berbasis komputer semacam SmackDown hanya menanamkan sifat-sifat kekerasan dan kekejaman sehingga anak pun bisa jadi meniru sebagaimana permainan tersebut.

Lebih dari itu menurut Maria Montessori, jenis permainan yang membuat anak duduk manis tak berkutik itu dapat membuat anak menjadi pasif dan lemah mental (Briton, 1992).

Kedua, mengenai mainan kartu, semacam Naruto, maka jenis permainan yang sangat digemari anak ini juga tidak mengandung nilai edukatif sama sekali. Beberapa tahun terakhir ini, permainan kartu Naruto Sedang marak di pasaran dan sangat digemari anak. Sebenarnya, dulu pun pernah (bahkan selalu ada). Permainan sejenis kartu ini, seperti kartu bergambar (wayang).

Mengapa permainan ini tidak mengandung nilai edukatif, justru merusak diri anak?

Karena, permainan ini hanya menanamkan sifat jujur dalam diri anak. Penggunaan mainan kartu tersebut oleh anak hanya untuk "berjudi" saja-walaupun hanya kecil-kecilan. Tetapi, walaupun "judi kecil-kecilan", tidak boleh dibiarkan. Bisa jadi, setelah mereka dewasa akan menjadi penjudi besar dan Judinya juga besar-besaran.

Permainan lainnya tidak mengandung nilai edukatif tapi justru malah aspek tertentu dalam diri anak adalah permainan manusia karet. Permainan manusia karet adalah permainan dengan benda yang terbuat dari karet yang telah di desain pabrik dengan bentuk menyerupai manusia.

Bila benda ini dilempar (dengan kedua ujung tetap dipegang), maka ini akan melekat pada benda yang menjadi sasaran lemparan tersebut dan dapat ditarik kembali. Biasanya, permainan ini digunakan oleh anak-anak "nakal" yang senang mengganggu ketenangan belajar teman kelasnya.

Bagi anak laki-laki, banyak merasa jijik dengan permainan ini, sedangkan yang perempuan pasti ketakutan ketika mendapat lemparan manusia karet yang menjijikkan tersebut.

Tentu, mereka yang terkena lemparan akan kaget dan menjerit karena merasa geli dan jijik. Mengapa permainan ini tidak mengandung nilai edukatif dan hanya merusak aspek tertentu dalam diri anak? Karena, permainan ini hanya menumbuhkan sikap senang melihat orang lain ketakutan, sedih, dan sengsara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun