Menurut riset perusahaan oli asal Inggris, Castrol, di 2015, Jakarta merupakan juara pertama kota termacet di dunia. Penelitian tersebut dihitung berdasarkan Start-Stop Index atau jumlah rata-rata sebuah kendaraan bergerak dan berhenti.
Sementara, aplikasi pendeteksi kemacetan, Waze, menyatakan bahwa Jakarta merupakan kota termacet ke-11 di dunia. Laporannya berdasarkan tingkat kepuasan pengendara di mana nilai 1 berarti paling parah dan 10 berarti paling nyaman. Nah, di situ, Jakarta mendapatkan nilai 1,2.
Tanpa ada langkah segera mengurai kemacetan, kendaraan akan semakin lamban berjalan. Lalu setelah ini, berapa rata-rata kendaraan bergerak-berhenti di Jakarta dan nilai kepuasan berkendara penduduk Jakarta?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H