Membedakan Hotel Syariah dan Konvensional
Bisnis Perhotelan belakangan telah memasuki babak baru dalam inovasi dan konsep pelayananya. Bila selama ini citra hotel dianggap sebagai tempat yang tidak bersih dari perniagaan kotor semacam isu-isu sex dan asusila serta minuman keras ( yang dalam agama Islam adalah haram), maka hotel yang menisbatkan dirinya sebagai hotel syariah berusaha memperbaiki dan merubah citra tersebut dengan pelayanan yang berusaha memenuhi standar halal.
Dalam sebuah kasus pelayanan hotel yang sudah menerapkan konsep syariah, perubahan pelayanan yang dibuat adalah seperti meniadakan bar dan night club, meniadakan minuman beralkohol, serta meniadakan panti pijat yang dicurigai mengundang aksi asusila. Banyak juga hotel yang melakukan screening kepada para calon pelanggan hotel. Contohnya: pelanggan yang berpasangan haruslah mereka yang sudah menjadi suami istri.
Jika kita perinci secara lebih lanjut, biar kita lebih memahami bedanya hotel syariah dan hotel konvensional, maka perbedaan pelayanan yang disajikan seperti; Makanan dan minuman di hotel harus bersertifikat halal, terutama dalam hal ini, makanan dan minuman harus memenuhi standar dan sertifikat yang sudah disertifikasi oleh MUI. Hotel Syariah biasanya juga menyediakan rest room yang memiliki air yang cukup untuk bersuci (wudhu, istinja,dll). Bedanya dalam hotel konvensional, hanya menyediakan sanitasi dengan pengairan yang minim, misalnya hanya menyediakan tisu di toilet.
Dalam hotel syariah fasilitas religius juga tersedia untuk para tamu yang beragama Islam. Sebagai contoh, tersedianya alat sholat seperti sajadah, ataupun kitab suci Al-Qur’an. Dalam hotel konvensional, hal semacam ini tidak akan kita temui kecuali kita yang membawanya sendiri. Hotel syariah juga memberikan standar ketika check in kepada para pelanggannya. Dalam hal ini banyak hotel syariah yang mensyaratkan membawa buku nikah bagi pelanggan yang ingin menginap bersama dalam satu kamar.
Dari sisi hotel yang sudah menihilkan adanya makanan haram dan minuman beralkohol, hotel syariah pun melarang kepada pengunjung agar tidak membawa makanan dan minuman haram tersebut. Hal ini agar memancing timbal balik yang bagus antara pengunjung dan penyedia layanan hotel dalam membangun nuansa syariah yang asri.
Begitu gambaran singkat pelayanan hotel berbasis syariah yang menjadi dasar perbedaanya dengan hotel konvensional. Perbedaan tersebut amat kentara disebabkan perubahan pelayanan, walupun segmentasi pelanggan tidak membedakan masyarakat, serta tidak memandang Muslim ataupun non muslim.
Keuniversalan Bisnis Hotel Syariah
Walaupun mengusung konsep syariah yang diadaptasi dari produk hukum dalam agama Islam. Rupanya faktor agama tidak menjadi pembeda dalam penerimaan pelanggan hotel syariah. Hotel syariah ini juga menyasar segmen non muslim. Meskipun layanan berstandar syariah tetap diberikan.
Dalam hal ini, ahli perbankan dan perbisnisan syariah Syafi’i Antonio,mengatakan bahwa syariah memiliki keunikan tersendiri, syariah tidak hanya komperehensif dalam bisnis, namun juga universal. Universal ini bermakna bahwa bisnis syariah ini bisa diterapkan di setiap waktu dan setiap tempat, serta bisa diaplikasikan dan dikonsumsi oleh setiap manusia.
Hal ini memiliki arti bahwa penyedia bisnis syariah seperti perhotelan dan juga pengkonsumsinya bisa berasal dari lintas agama. Maka menjadi sebuah dilema bilamana penyedia bisnis syariah didominasi oleh non muslim, dikarenakan bisnis syariah sudah menjadi trend seiring kebangkitan religiusme Islam pada media tahun 2000-an dan 2010-an.
Hotel syariah menjadi sebuah ladang yang prestisius dalam dunia bisnis syariah dan perbankan yang belakangan telah menjamur. Meskipun banyak kalangan yang masih mendebatkan beberapa kontroversi dalam konsep “syariah” yang ditawarkan. Namun hal ini malah tidak membuat laju bisnis syariah terhambat dan semakin mengalami kemajuan.
Hal inipun masih menjadi bahan diskusi para pakar dan akademisi terkait bagaimana bisnis syariah termasuk perhotelan masih efektif bertahan di dunia nasional dan internasional. Pembahasan inipun semakin menarik karena berangkat dari dampak keuniversalan bisnis syariah ini.
Dampak lain yang muncul adalah bahwa bisnis berkonsep syariah ini semakin mengglobal dan bisa membuat persaingan semakin sengit. Bisa saja negara dengan kultur bisnis yang kuat bisa langsung beradaptasi dan bahkan mengungguli negara-negara yang mayoritas muslim di dalam penyelengaraan hotel syariah. Hal tersebut dikarenakan bisnis perhotelan bersenyawa dengan bisnis pariwisata. Umat Muslim yang hendak mencari hotel dan restoran halal bisa memilih hotel syariah yang sudah menjamur. Hal inipun kembali menjadi sebuah inspirasi dalam membangun bisnis pariwisata syariah.
Reaksi Masyarakat Dan Dampak Perhotelan Syariah
Reaksi masyarakat merupakan gelombang yang menarik dipelajari terkait menjamurnya bisnis syariah. Dalam hal ini persepsi terhadap perbankan dan perhotelan jelas menempati porsi yang berbeda. Jika animo masyarakat terhadap perbankan syariah masih naik turun, maka reaksi masyarakat terhadap hotel syariah bisa menjadi tinggi maupun rendah, bergantung kepada faktor geografis, sosiologis, agama, serta kestrategisan wilayah.
Hotel syariah menjadi tempat yang dianggap aman oleh umat muslim tatkala mengadakan pariwisata ataupun kesinggahanya ke kota-kota tujuan. Adanya hotel syariah jelas menarik banyaknya muslim taat untuk tidak ragu menjadi pelanggan di hotel tersebut. Padahal citra yang sudah terbangun di hotel konvensional adalah buruk, dikarenakan banyak pelayanannya yang berlawanan dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan banyaknya masyarakat muslim yang menggandrungi hotel syariah, maka bisa dibilang reaksi masyarakat sebagian adalah menyambut positif perkembangan bisnis ini.
Selain itu faktor geografis dan kestrategisan wilayah menjadi acuan tersendiri. Hotel syariah biasanya dibangun di dekat tempat pariwisata yang berdekatan bahkan sepaket dengan tempat pariwisata itu sendiri. Hal ini bisa menjadi ladang subur bagi para pebisnis agar bisa mengubah mindset orang Islam yang sebelumnya menganggap wilayah pariwisata itu banyak melanggar norma dan nilai agama. Dengan adanya hotel tersebut sasaran mereka yang utama tak ragu memberi uangnya demi pelayanan yang telah berstandarisasi syariah. Dalam artian memberikan rasa aman secara sosial dan juga spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H