لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Artinya :
"Salah seorang di antara kalian tidak akan beriman sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya bahkan seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mencintai Rasulullah berarti mengikuti sunnahnya, meneladani akhlaknya, dan menyebarkan ajarannya. Dengan mencintai Rasulullah, kita akan lebih mudah mencintai Allah dan mendapatkan ridha-Nya.
3) Cinta Karena Allah dalam Hubungan Sesama Manusia
Ketiga adalah bagaimana kita mencintai sesama manusia karena Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita berinteraksi dengan banyak orang. Cinta karena Allah dalam konteks ini berarti kita mencintai orang lain karena keimanan mereka, kebaikan mereka, dan upaya mereka dalam menjalankan perintah Allah. Syekh Imam An-Nawawi membicarakan tentang indicator kesempurnaan iman dari pancaran cinta sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya :
"Salah satudari kalian tidak (disebut) beriman (secara sempurna), hingga mencintai untuk saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mencintai sesama karena Allah SWT juga berarti kita berusaha memberikan yang terbaik, membantu, dan mendukung mereka dalam kebaikan. Ini adalah bentuk cinta yang tulus tanpa pamrih, yang bertujuan untuk mendekatkan diri kita dan orang lain kepada Allah SWT.
4) Cinta kepada Keluarga dan Sahabat