"Kau bahkan tahu namaku." Liam kembali memposisikan Ana untuk bersandar di dadanya.
Kantuk mulai menguasai pikiran Ana untuk tidur dalam rengkuhan Liam, sampai ia tersadar dan bangun di kamarnya sendiri. Dengan hati terasa kosong seolah kehilangan sesuatu. Dan benar nyatanya bahkan namanya saja tak terlintas dalam ingatan Ana pagi itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!