Walaupun keberadaannya semakin tergeser, tapi masih banyak juga penikmat buku cetak. Karena pada dasarnya, buku diminati oleh semua kalangan, baik itu pelajar, mahasiswa, pekerja, peneliti, dan kalangan lainnya. Salah satunya adalah Fadia, seorang mahasiswi yang masih menikmati eksistensi dari buku cetak, khususnya buku bekas.
Menurutnya, banyak yang membuat buku bekas menarik, salah satunya karena merupakan cetakan pertama dan masih asli. Otentik antara membeli buku baru dan buku lama sangatlah berbeda.Â
Meskipun biasanya di dalamnya banyak halaman yang telah menguning, itu tidak menjadi masalah untuknya. Justru hal tersebut jadi nilai-nilai yang membekas tersendiri jika bisa didapatkannya.
"Apa yang ada di media online, belum tentu ada di buku, keduanya juga saling berbeda. Apa yang bisa kita temuin di buku, belum tentu bisa kita temuin di media online," katanya saat di wawancarai pada Rabu, (14/12).
Buku merupakan jembatan ilmu. Fadia mengatakan, dengan membaca buku kita bisa menambah pemahaman baru, seperti bisa menambah kosa kata baik itu bahasa Inggris maupun bahas Indonesia, dan menambah hal yang belum tentu banyak diketahui oleh banyak orang.
"Ada kesannya tersendiri. Salah satu hal yang bisa dirasakan kalau baca tuh, puas. Karena sekarang 'kan udah jarang orang yang mau baca buku," jelasnya.
Menurutnya, buku yang sedang banyak dicari dan diminati belakangan ini adalah buku tentang pengembangan diri yang bisa membantu untuk grow up dan menjadi pribadi yang lebih baik. Buku semacam ini juga bisa ditemukan di penjual buku bekas.
Walaupun Pasar Kwitang sudah mulai jarang dikunjungi dan diminati, tapi eksistensinya masih tetap ada sampai sekarang. Redup bukan berarti padam. Sepi bukan berarti mati.Â
Masih banyak penjual yang memilih untuk berdagang secara tradisional di pinggir jalan, enggan untuk beralih walaupun zaman terus mengalami peralihan.
Surga dunia buku bekas akan selalu bisa kita nikmati. Kualitas bukanlah menjadi hal utama di sini, karena hal yang utama adalah ilmu yang bisa kita peroleh dari tiap lembar halaman buku yang dibaca.
Oleh : Nisrina Zahrani, Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah JakartaÂ