Lingkungan alam yang sehat dan lestari merupakan fondasi bagi kehidupan yang berkualitas, namun sayangnya, berbagai tindakan yang kurang tepat terhadap lingkungan telah mengakibatkan kerusakan yang signifikan. Beberapa perbuatan yang kurang tepat dalam memperlakukan lingkungan alam mencakup berbagai tindakan yang merusak ekosistem dan mengancam keberlanjutan. Salah satu tindakan tersebut adalah pembakaran sampah yang tidak terkendali, yang menyebabkan polusi udara dan tanah (Rendi, 2021). Penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan (Syafitri, 2022). Selain itu, pembabatan hutan secara liar tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekosistem turut memperparah kerusakan lingkungan (Koten, 2022). Pembuangan limbah industri dan domestik yang tidak terkelola dengan baik mengancam kualitas air dan tanah (Widiyanto, 2015). Penggunaan bahan-bahan kimia beracun secara berlebihan dalam aktivitas sehari-hari merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia (Thristy, 2021). Penangkapan ikan berlebihan tanpa memperhatikan keberlanjutan sumber daya laut (overfishing) juga menjadi ancaman serius (Trenggono, 2023). Penggunaan plastik sekali pakai yang berlebihan dan kurangnya upaya daur ulang menyebabkan pencemaran lingkungan dan membahayakan satwa laut (Ardiansyah, 2023). Penebangan pohon secara tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan kayu atau ruang pertanian tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan siklus air menambah daftar perbuatan yang merusak lingkungan. Selain itu, penggunaan pestisida dan herbisida sintetis secara berlebihan dalam pertanian dapat merusak ekosistem dan mengancam kesehatan manusia melalui kontaminasi makanan (Adiba, 2015). Penggalian tambang yang tidak berkelanjutan menyebabkan kerusakan lanskap alami dan menghasilkan limbah beracun (Kuhu, 2023). Pembuangan sampah elektronik (e-waste) yang tidak terkelola dengan baik mengandung bahan berbahaya yang mencemari tanah dan air (Nahor, 2019). Pembangunan infrastruktur besar tanpa memperhitungkan dampak lingkungan seperti pengurangan habitat alami, fragmentasi ekosistem, dan perubahan pola aliran air juga berdampak negatif (Adharani, 2017). Penggunaan air tanah secara berlebihan tanpa memperhatikan siklus hidrologi dan keberlanjutan sumber daya air menjadi masalah serius lainnya (Hutabarat, 2017). Terakhir, penggunaan sistem transportasi yang menghasilkan emisi gas buang tinggi, seperti kendaraan bermotor dengan mesin pembakaran dalam yang tidak efisien, turut memperburuk kualitas lingkungan (Deshermansyah, 2016).Â
Perbuatan Kurang Tepat terhadap Fasilitas Lingkungan
Fasilitas lingkungan, seperti taman kota, ruang terbuka hijau, dan infrastruktur pengelolaan sampah, merupakan aset penting yang mendukung kualitas hidup masyarakat dan keseimbangan ekosistem perkotaan. Namun, berbagai perbuatan yang merusak fasilitasfasilitas ini terus terjadi, mengancam keberlanjutan dan fungsi vital yang mereka tawarkan. Menurut Harahap (2023), beberapa perbuatan yang kurang tepat terhadap fasilitas di masyarakat mencakup berbagai tindakan yang merusak dan mengganggu fungsi fasilitas umum. Pembuangan sampah sembarangan di tempat umum seperti jalan raya, taman, atau sungai menciptakan lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Penyalahgunaan atau kerusakan fasilitas umum seperti bangku taman, fasilitas olahraga, atau toilet umum mengganggu kenyamanan dan ketersediaan fasilitas bagi orang lain. Grafiti atau vandalisme di dinding, bangku, atau fasilitas umum lainnya merusak estetika dan keindahan lingkungan. Penggunaan fasilitas umum tanpa memperhatikan aturan atau norma-norma sosial yang berlaku, seperti berisik di tempat umum atau merokok di area yang dilarang merokok, serta parkir kendaraan sembarangan di trotoar, halaman rumah orang lain, atau zona larangan parkir, mengganggu lalu lintas dan aksesibilitas. Pembuangan limbah cair atau padat secara tidak benar ke sistem pembuangan air atau saluran drainase dapat menyebabkan banjir atau pencemaran lingkungan. Penyalahgunaan atau penghancuran fasilitas transportasi umum seperti stasiun kereta atau halte bus dapat mengganggu layanan transportasi bagi banyak orang. Pencurian atau vandalisme terhadap fasilitas publik, seperti penjarahan kabel listrik atau pencurian keramik di toilet umum, serta mengganggu atau memblokir aksesibilitas fasilitas umum bagi orangorang dengan kebutuhan khusus, merusak layanan dan keamanan masyarakat. Pembakaran sampah atau material beracun di tempat umum menciptakan polusi udara dan merusak kesehatan masyarakat. Mengabaikan kebersihan atau perawatan fasilitas umum, penimbunan atau monopoli fasilitas oleh individu atau kelompok tertentu, penggunaan fasilitas umum untuk kegiatan ilegal, serta merusak taman atau area rekreasi dengan merusak fasilitas bermain atau membuang sampah sembarangan, semuanya merugikan kenyamanan dan keselamatan pengguna lainnya.Â
Perbuatan yang Tidak Akan Mengotori, Menodai, dan Merusak Lingkungan
Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan tindakan dan perilaku yang tepat dari setiap individu. Perbuatan yang tidak mengotori, menodai, dan merusak lingkungan mencakup berbagai tindakan yang mendukung keberlanjutan ekosistem dan kualitas hidup masyarakat. lingkungan agar tetap bersih dan lestari meliputi berbagai langkah praktis dan berkelanjutan. Salah satu tindakan penting adalah daur ulang sampah secara teratur untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (Pasande, 2021). Selain itu, penggunaan produk ramah lingkungan dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dapat dilakukan dengan membawa tas belanja kain, botol minum yang dapat diisi ulang, dan peralatan makan yang dapat digunakan kembali (Hanifah, 2019). Mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor juga bisa dicapai dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki (Saputra, 2024). Partisipasi dalam kegiatan pembersihan lingkungan, seperti membersihkan pantai, taman, atau sungai, juga sangat bermanfaat (Yazid, 2017). Memilih produk dengan label ramah lingkungan atau bersertifikat organik membantu mendukung praktik pertanian berkelanjutan (Arif, 2015). Selain itu, menanam pohon dan memelihara kebun di sekitar rumah dapat meningkatkan penyerapan karbon dan mendukung keanekaragaman hayati (Yazid, 2017). Mendukung upaya konservasi alam dan pelestarian habitat dengan menyumbangkan waktu atau dana ke organisasi lingkungan merupakan langkah positif lainnya (Yazid, 2017). Penggunaan energi listrik dari sumber terbarukan, seperti matahari atau angin, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil (Nurjaman, 2022). Memperbaiki barang-barang rusak daripada membeli yang baru juga membantu mengurangi limbah elektronik (Nahor, 2019). Penggunaan produk pembersih yang ramah lingkungan dan menghindari bahan kimia beracun melindungi ekosistem (Thristy, 2021). Mendukung praktik pertanian organik atau lokal dengan membeli produk dari petani lokal atau pasar petani mendukung lingkungan dan ekonomi lokal (Parmila, 2022). Berpartisipasi dalam program-program pengajaran dan kesadaran lingkungan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam (Yazid, 2017). Penggunaan produk elektronik yang lebih efisien energi dan mengaktifkan mode hemat daya saat tidak digunakan juga penting (Nurjaman, 2022). Menggunakan air secara bijaksana dengan memperbaiki kebocoran, menginstal perangkat penghemat air, dan mengumpulkan air hujan membantu menghemat sumber daya air (Hutabarat, 2017). Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan seperti penggunaan kompos, rotasi tanaman, dan pengendalian hama alami meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan (Parmila, 2022). Mengikuti aturan dan regulasi lingkungan serta mendukung kebijakan publik yang mendukung pelestarian lingkungan sangat penting (Adharani, 2017). Mendukung inisiatif penanaman hutan dan restorasi lahan juga membantu mengembalikan ekosistem yang rusak atau terdegradasi (Koten, 2022). Terakhir, menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang atau kemasan kompos, membantu mengurangi limbah plastik (Pasande, 2021).
Berbagai tindakan tidak patut terhadap lingkungan hidup dan fasilitas lingkungan menimbulkan kerusakan serius dan mengancam kelestarian ekosistem. Kegiatan seperti pembakaran sampah, penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan, pembalakan liar dan pengelolaan sampah yang tidak terorganisir dengan baik mencemari dan merusak kualitas tanah, air dan udara. Di sisi lain, aktivitas tidak bertanggung jawab yang ditujukan terhadap objek lingkungan hidup, seperti vandalisme, penyalahgunaan fasilitas umum, dan pembuangan sampah sembarangan, melemahkan estetika dan fungsi fasilitas tersebut, sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat.Namun, dengan melakukan tindakan yang tidak mencemari, mencemari, atau merusak lingkungan, kita dapat melindungi dan melestarikan lingkungan untuk generasi mendatang. Tindakan positif seperti mendaur ulang sampah, menggunakan produk ramah lingkungan, ikut serta dalam kegiatan pembersihan lingkungan dan mendukung energi terbarukan merupakan langkah efektif dalam pelestarian alam. Mengubah perilaku lingkungan yang negatif menjadi perilaku yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan agar kita dapat menikmati lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari memerlukan kesadaran dan tindakan kolektif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H