Menjadi seorang ibu merupakan sebuah dambaan bagi setiap wanita. Apalagi memiliki seorang anak yang lucu dan aktif menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi setiap orang tua.
Aku adalah seorang ibu muda yang memiliki satu orang anak laki-laki. Betapa bahagianya aku saat melahirkan nya ke dunia ini. Haru suka cita mewarnai hari-hari ku setelah ia lahir.Â
Dibalik kebahagiaan terdapat keinginan untuk ku bebas seperti dulu. Mengurus anak 24 jam berulang setiap hari adakalanya menjadi hal yang membosankan.Â
Namun, sesuatu yang harus di syukuri setiap harinya. Aku pernah baca sebuah tulisan " kita boleh bersenang-senang dengan dunia kita. Namun, untuknya kitalah dunianya ". Tulisan itu menjadi motivasi ku setiap hari agar mengurus anak dengan baik.
Aku pun menikah diusia muda yaitu 20 tahun dan memiliki anak di usia 21 tahun. Saat ini banyak sekali wanita yang menikah di usia muda. Namun, menikah di usia muda harus benar-benar siap antara fisik maupun mental.
Karena, kehidupan pernikahan tidak seindah kehidupan pacaran. Kita harus siap menjalani semua masalah-masalah yang akan dihadapi nantinya. Aku pun merupakan seorang mahasiswi aktif semester 5 disebuah universitas swasta. Kalian bisa bayangkan setiap harinya aku harus menjadi seorang istri, seorang ibu, dan seorang mahasiswi.Â
Namun, balik lagi hal tersebut harus tetap di syukuri setiap harinya. Mungkin akan ada pertanyaan kenapa mau menikah muda?. Dan aku akan menjawab " Aku siap " sesimpel itu bukan. Namun, jangan berlomba-lomba dalam menikah muda ya. Karena kalian harus tau siap atau tidak menikah di usia muda.Â
Menikah itu sekali seumur hidup, carilah pasangan yang benar-benar akan membantumu, saling mengerti, dan bertanggung jawab akan hidupmu dan anakmu kelak.
