Pergerakan nasional bukan merupakan suatu yang timbul tiba-tiba dalam waktu singkat. Semuanya sudah dimulai bahkan sejak pertama kali para bangsa penjajah menginjakkan kakinya di Bumi Nusantara. Pergerakan nasional terjadi pada akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Pergerakan nasional yang pada akhirnya lahir adalah sebuah eskalasi emosi atas penderitaan dari penindasan yang dilakukan oleh kaum kolonial dan imperial pada rakyat di Nusantara selama ratusan tahun (Muhammad Ichsan, dkk, 2023)
Munculnya gerakan nasional dan bangkitnya nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari lahirnya salah satu organisasi yang dianggap sebagai organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia: Budi Utomo. Munculnya organisasi-organisasi pergerakan menandai perubahan pola pergerakan, yang awalnya hanya berupa pertempuran fisik  dan peperangan, menjadi negosiasi dan meja perundingan.
Awal kelahirannya, Budi Utomo fokus untuk terus membantu para pemuda dalam memperbaiki kualitas dan tingkat pendidikan serta kesadaran nasional di kalangan pribumi Jawa dan Madura.
Kemunculan organisasi Budi Utomo yang dikembangkan oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo adalah pelopor Pergerakan Nasional Indonesia ditujukan untuk mengatasi dunia pendidikan di Indonesia yang terbatas (Yuniyati, Winahyu Adha, dkk, 2017)
Gerakan yang dirintis oleh Budi Utomo tidak terlibat langsung  dalam dunia politik, dan arah perjuangan yang menjadi fokus Budi Utomo adalah aspek sosial budaya, terutama perjuangan peningkatan pendidikan masyarakat Bumiputera. Budi Utomo mencakup upaya  menjamin kehidupan kewarganegaraan yang terhormat, dengan penekanan pada bidang pendidikan, pendidikan dan kebudayaan.
Perjuangan Budi Utomo dalam aspek sosial-budaya terbukti berjalan cukup lama, sekurangnya dari tahun 1908 sampai dengan 1921 organisasi ini tetap berpegang teguh pada tujuan awal didirikannya.Â
Budi Utomo akhirnya masuk dalam dunia politik akibat dari kurangnya perhatian pemerintah yang berkuasa pada saat itu untuk lebih memperhatikan permasalahan pendidikan. Mereka menuntut agar orang-orang yang mengisi Volksraad (dewan perwakilan rakyat) sebagian besar adalah orang Indonesia, begitu juga dengan dewan-dewan daerah seperti Gementeraad dan Gewestelijkeraad. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah agar aspirasi dari rakyat pribumi bisa lebih didengar dan disampaikan kepada pemerintah (Muhammad Ichsan, dkk, 2023)
Setelahnya Budi Utomo terus melakukan perjuangan dan pergerakan dalam aspek politik, puncaknya ada pada kongres yang dilakukan di Solo pada tahun 1935 yang menghasilkan kesepakatan menggabungkan antara Budi Utomo dengan organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang juga didirikan oleh Soetomo. Â
Penggabungan dua organisasi tersebut kemudian diberi nama Partai Indonesia Raya atau PARINDRA, sehingga perjuangan dan pergerakan yang dilakukan oleh organisasi baru tersebut lebih sistematis dan juga masif dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah (Sudiyo 1997).
Peranan Budi Utomo dalam memengaruhi pola pikir bangsa Indonesia sangat besar sehingga banyak dari rakyat yang pada akhirnya tersadarkan untuk ikut dalam perjuangan merebut kemerdekaan.Â
Sumber :
(1) Ichsan, M., Maulia, S. T., Hendra, H., & Salam, M. (2023). Budi Utomo: Pemantik Pergerakan Nasional. Jurnal EduSosial, 3(1), 96-106.
(2) Susilo, A., & Supriyanto, Y. A. (2024). Perkembangan Organisasi Budi Utomo dan Pengaruhnya Bagi Pergerakan Nasional Tahun 1908. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, 6(1), 1-8.
(3) Une, D. (2010). Perkembangan nasionalisme di Indonesia dalam perspektif sejarah. Jurnal Inovasi, 7(01).Â
(4) Ahmadin, A. (2017). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H