Mohon tunggu...
Nisrina Qatrunnada
Nisrina Qatrunnada Mohon Tunggu... Lainnya - -

hello

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sikap Perguruan Tinggi terhadap Kebijakan Kampus Merdeka dalam Perspektif Paulo Freire

25 Desember 2021   23:00 Diperbarui: 25 Desember 2021   23:05 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Berbicara tentang kebijakan Kampus Merdeka, beberapa laporan menunjukkan banyak dukungan dari pihak universitas dan akademisi seperti dari kalangan akademisi UGM yang mengaku siap berkontribusi dan berharap bisa berada di garda terdepan (Bernie, 2020). Senada dengan UGM, civitas akademika UI dan ITB juga menyambut positif kebijakan ini. Meski mendapat banyak dukungan, program ini juga menuai kritik dari beberapa akademisi dan pengurus serikat mahasiswa. 

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia itu mengkritisi waktu yang diberikan untuk melakukan penyesuaian terhadap kebijakan baru ini terlalu singkat. Ia juga berprasangka bahwa kebijakan ini mempromosikan "perbudakan modern" dengan memanfaatkan mahasiswa sebagai pekerja murah (CNN Indonesia, 2021). 

Kritikus lain berpendapat bahwa kebijakan ini menguntungkan industri untuk keuntungan mereka sendiri. Prabowo (2020) berpendapat bahwa kebijakan ini tidak mendukung pendidikan sebagai pendidikan sejati yang mengukir dan membentuk siswa menjadi filsuf dan inovator. Sebaliknya, ini memperkuat bentuk komersialisasi pendidikan yang memposisikan guru dan siswa sebagai bagian dari industri pasar.

Ada beberapa kebebasan atau keleluasaan yang diberikan oleh program ini, seperti adnaya kesempatan bagi para mahasiswa untuk belajar di luar dari perguruan tinggi, dapat melakukan praktek atau magang di wilayah industry, dapat melakukan pertukaran pelajar di wilayah manapun, melakukan penelitian yang berkaitan dengan bidang kewirausahaan, melaksanakan program yang berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat, dan juga memiliki kesempatan untuk mengikuti volunteer kemanusiaan. 

Universitas Lampung sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia telah melaksanakan kegiatan tersebut, salah satunya adalah program sinergi melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa-desa, dan pengajaran di satuan pendidikan melalui kegiatan Pengabdian Mahasiswa (KKN) di Kampus Mandiri. Program tersebut merupakan perwujudan link and match antara kampus, masyarakat, serta pendidikan dasar dan menengah. Institusi sekolah sebagai salah satu objek link and match dalam program pelayanan memiliki peran vital dalam mempersiapkan siswa berkualitas yang siap terjun ke dunia kerja (Kemendikbud, 2020).

Tujuan dari adanya program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di dalam peguruan tinggi ini. Tentunya program ini harus terlaksanan dengan kerjasama yang kuat antara pihak peguruan tinggi seperti sneak akademik, dewan pengawas, staf dosen dan administrasi yang ada di dalam setiap masing-masing fakultas dan jurusan. 

Dari sisi internal, Perguruan Tinggi harus memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi agar kinerja sivitas akademika dalam mengajar, meneliti, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, Perguruan Tinggi harus mendorong staf akademiknya untuk mendapatkan pengakuan internasional dengan mengirimkan mereka ke program pertukaran staf, mengunjungi sarjana, meningkatkan mahasiswa inbound, dan memiliki kerjasama penelitian internasional serta meningkatkan jumlah publikasi internasional. 

Di sisi lain, perguruan tinggi harus mulai mengajukan akreditasi internasional untuk mendapatkan pengakuan dari lembaga internasional. Dengan cara ini, universitas dapat meningkatkan peringkat mereka di dunia yang pada akhirnya menghasilkan hasil siswa yang lebih baik. Karena ini bukan tugas yang mudah, semua elemen universitas harus berkontribusi secara signifikan; jika tidak, mereka akan tertinggal.

  • Manajemen Diri

Dalam upaya untuk mendukung keterampilan intrapersonal lulusan, program studi di PT harus merancang kurikulum mereka dengan tepat. Berdasarkan kurikulum Pendidikan Tinggi Indonesia, hasil belajar mahasiswa difokuskan pada hard skill dan soft skill, dan dalam konteks ini. Selain itu, kurikulum telah merekomendasikan Student Centered Learning (SCL) sebagai penekanan proses belajar mengajar. 

Oleh karena itu, keterampilan interpersonal dapat disampaikan dalam beberapa cara, seperti mengintegrasikannya ke dalam kurikuler dan ko-kurikuler di mana siswa harus berpartisipasi dalam pembelajaran aktif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Connolly dan Reinicke menunjukkan bahwa metode pembelajaran aktif berhasil meningkatkan soft skill dan kecerdasan emosional siswa di kelas manajemen proyek.

  • Keterampilan membangun karir

Sambil membangun keterampilan interpersonal yang dibutuhkan di lapangan pekerjaan, mahasiswa dapat mulai membangun karir mereka sedini mungkin. Keterampilan membangun karir membantu lulusan mengelola dan memajukan dunia kerja. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan program studi untuk mendukung mahasiswa; membangun karir, seperti menyediakan berbagai mata kuliah pilihan yang relevan dengan profil lulusan. Selain itu, program studi memungkinkan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah atau kegiatan seperti yang direkomendasikan dalam kebijakan MBKM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun