"Kerja sesuai passion atau kerja dengan gaji yang cocok ya?"
"Mandiri secara finansial setelah lulus kuliah, bisa ngga ya?" dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang menghantui para kawula muda.
Bisa juga berkaitan dengan love life
"Umur segini wajar ngga ya belum siap menikah?"
"Apakah dia orang yang cocok untukku?"
"Temanku sudah menikah dan bahagia dengan pilihannya sendiri, aku kapan ya?" dan lain sebagainya.
Quarter life crisis juga seringkali dipicu oleh sikap membanding-bandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.Â
Dimana saat ini, kebanyakan kawula muda menjadi toxic dengan bermedia sosial yang dimana ketika membuka media sosial, individu tersebut sering membandingkan dirinya dengan orang lain.Â
Pada media sosial orang-orang cenderung menampilkan kehidupan yang bahagia dan ideal yang dimana hal itu juga dapat menjadi pressure untuk menjadi seperti orang tersebut hingga terjun kepada fenomena quarter life cricis.Â
Dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain tersebut muncul rasa ketidakpuasan, rasa tidak percaya diri, rasa kecewa, dan rasa telah tertinggal karena tidak dapat atau belum seperti orang yang dia bandingkan dengan dirinya.Â
Dengan membanding-bandingkan seperti itu juga, individu tersebut juga dapat merasakan hidupnya sulit, tidak semudah dan sebahagia orang yang dibandingkan tersebut.