Mohon tunggu...
Nisrina Maisun
Nisrina Maisun Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi saya sebagai mahasiswa /pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Generasi Z Toleransi dan Ada Sebagian yang Tidak?

20 Juni 2023   19:15 Diperbarui: 20 Juni 2023   19:21 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://oppal.co.id/

Apakah kalian tau gen z dari umur berapa?

Gen Z dari tahun 1997 - 2012, saat ini berusia 11 - 26 tahun.

Apa tujuan dari menumbuhkan rasa toleransi pada generasi Z?

diharapkan dapat mencegah terjadinya konflik dan perpecahan antar individu dan kelompok, dimana Indonesia memiliki latar belakang perbedaan yang beragam yang diharapkan kita sebagai bangsanya dapat menghargai perbedaan tersebut dengan menumbuhkan sikap toleransi.

Bagaimana gambaran toleransi beragama dapat dilihat pada dunia nyata maupun dunia mayan dalam hal ini media sosial?

Sumber gambar: https://www.liputan6.com/
Sumber gambar: https://www.liputan6.com/

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, interaksi sosial tidak saja terjadi secara tatap muka, tetapi juga secara virtual melalui berbagai aplikasi media sosial (Sandriansyah, 2020). Berbagai konten terkait toleransi maupun intoleransi di media sosial memiliki pengaruh terhadap perilaku sosial (Dewi & Triandika, 2020; Paramitha, 2019). Data hasil penelitiannya yang dilakukan oleh Suha menunjukan bahwa, berita toleransi beragama di media sosial memiliki pengaruh terhadap sikap toleransi beragama siswa kelas III di SMA Pekan Baru dengan nilai signifikasi 0,05 dengan hubungan yang positif karena memiliki nilai koofesien sebesar 0,430(Paramitha, 2019)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi Generasi z terhadap toleransi di media sosial?

  • Pengalaman hidup bersama bisa menjadi faktor kesalingpahaman. Kehidupan bersama menyebabkan mereka saling berbagai, baik itu berbagi nilai, mau pun berbagai pengalaman hidup. Perbedaan tidak menjadi faktor pemecah, melainkan menjadi faktor penopang.
  •  Pemahaman yang benar terhadap ajaran agama menjadi faktor pembentukan persepsi yang positif terhadap umat beragama lain. Umat beragama lain dipandang sebagai sesama manusia yang berharkat dan bermartabat. Sesama manusia tidak dilihat sebagai musuh melainkan sebagai sahabat, saudara, dan rekan, namun ada juga yang memiliki pemahaman yang ekstreme terhadap ajaran agamanya, sehingga mereka memandang orang lain di media sosial sebagai lawan dan musuh.
  • Generasi z yang benar-benar menghayati nilai-nilai kebangsaan dan memiliki semangat kebangsaan, lebih cenderung memiliki persepsi yang positif mengenai toleransi antara umat beragama. Dalam menggunakan media sosial, mereka lebih mengedepankan identitas kebangsaan. Orang-orang yang berbeda keyakinan dengan mereka direspon dan disapa secara positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun