Pada periode kedua dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan mengalami perkembangan yang pesat, maka pada periode ketiga justru perkembangan Akuntansi semakin terlihat mirip . Pada masa Daulah Bani Umayyah, Khalifah Walid bin Abdul Malik adalah orang pertama yang menghimpun buku-buku Akuntansi yang tadinya terpisah untuk dihimpun dan dijilid. Dan pada masa Dinasti Abbasiyah, mulailah muncul praktik akuntansi yang cukup mirip dengan akuntansi saat ini yang ditandai dengan digunakannya 12 buku akuntansi khusus diantaranya Daftarun-Nafaqat (buku pengeluaran), Daftarun-Nafaqat wal-iradat (buku pengeluaran dan pemasukan) dan Al Auraj (Buku besar pembantu piutang). Selain dari pemakaian buku tersebut yang saat ini sudah umum digunakan oleh akuntan saat ini, ternyata pada masa Daulah Abbasiyah sudah dilakukan pelaporan rutin salah satunya adalah Laporan bulanan yang dikirimkan ke diwan baitul mal.
Kesimpulannya akuntansi ternyata memang tidak tercatat secara langsung dalam Al Qur’an. Tetapi konsep-konsep di dalam Akuntansi tetap ada dalam Al Qur’an dengan pemaparan yang luas dan butuh penjelasan yang lebih detail. Sehingga jika seseorang hanya mencari kata ‘Akuntansi’ memang tidak akan ditemukan, tetapi jika yang dicari inti-inti dari konsep Akuntansi justru kita akan melihat bahwa Al Qur’an pun menjelaskan dengan jelas dan detail.
Dalam kesempatan kali ini, saya tidak bermaksud mempertanyakan siapakah penemu Akuntansi. Tetapi sekali lagi, kita harus lebih kritis dan adil dalam melihat sejarah. Terutama bagi penerima informasi akhir seperti akuntan yang tidak meneliti secara langsung mengenai sejarah sebenarnya mengenai Akuntansi ataupun guru mata pelajaran yang berhubungan dengan akuntansi. Antara sejarah Luca Pacioli atau Qudamah bin Ja’far akan sulit untuk diputuskan, karena masing-masing bukti sejarah yang ada artinya harus diperiksa kembali. Tetapi terlepas dari dua nama itu, Al Qur’an sudah lebih dulu membahas mengenai Akuntansi, salah satunya yaitu tentang utang-piutang. Dan ayat ini tentunya bisa dilihat oleh semua orang yang memiliki Al Qur’an. Dan pada akhirnya siapapun yang menemukannya, tidak lebih penting jika tidak memberikan manfaat bagi kehidupan.
Wallahu’alam bishawab
Referensi:
Kurniawan, Andri. 2015. “Sejarah Akuntansi dari Prospek Islam”. http://www.kompasiana.com/andrikurniawanumy/sejarah-akuntansi-dari-prospek-islam_54f91809a33311e9018b4647 [1 Juni 2016]
Sastrawat, Indra. 2010. “Mukjizat Akuntansi dalam Quran”. http://www.kompasiana.com/islamrasional79.blogspot.com/mukjizat-akuntansi-dalam-quran_55004a4ea333117f735105ff [1 Juni 2016]
Hussein, Abu Taqiy. 2016. “Kesempurnaan Islam”. https://dakwahdantarbiah.com/kesempurnaan-islam/ [1 Juni 2016]
Jasiman. 2012. Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah. Solo: Auliya Press
Siregar, Saparrudin. Akuntansi Perbankan Syariah sesuai PAPSI tahun 2013. Medan: FEBI UIN-SU Press, 2015.
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2013. “Tafsir Surat Quraisy”. https://rumaysho.com/3477-tafsir-surat-quraisy.html [9 Juni 2016]