Mohon tunggu...
Nisrina Kamilia Nurinsani
Nisrina Kamilia Nurinsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya 2020

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Labilnya Sistem Pendidikan di Indonesia

18 April 2021   21:18 Diperbarui: 18 April 2021   21:48 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan sistem yang tidak terlepas dari permasalahan mikro maupun makro seperti masalah dalam kurikulum, sistem pembelajaran, administrasi, sistem zonasi, kurang meratanya tenaga pendidik, rendahnya mutu pedidikan, dan masih banyak lagi. seringkali sistem yang berubah - ubah membuat guru dan murid kebingungan dengan sistem yang di ubah - ubah bahkan setiap tahunnya. 

Terkadang, guru sering dianggap sebagai sumber kesalahan dalam pendidikan. dengan begitu, proses identifikasi dalam pendidikan perlu dilakukan untuk mengetahui titik permasalahan yang harus diperbaiki dan sebisa mungkin mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Masalah sistem pendidikan di indonesia jika dilihat dari sisi kualitas sumber daya manusia masih tertinggal jauh dengan negara - negara lainnya. menurut data a World Education Ranking yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD, 2015) menyebutkan bahwa di posisi mana negara maju dalam sistem pendidikan. 

OECD ini menyebutkan peringakat negara yang memiliki sistem pengajaran yang baik mulai dari segi membaca, menulis, menghitung, dan memahami ilmu pengetahuan. 

Dan menurut datanya, Indonesia menduduki peringkat ke 65 dari 75 negara. dengan pendidikan tertinggi adalah negara singapura, kedua diduduki oleh hongkong, ketiga korea selatan dan keempat adalah jepang. terdapat Program for International Student Assessment (PISA) yakni, program penilaian pendidikan yang disegani seluruh dunia dan besar politisi dan pembuatan kebijakan dalam menilai perbedaan sistem di seluruh dunia. 

Selain itu, banyaknya faktor yang dapat menetukkan keberhasilan suatu negara dalam pendidikan mulai dari kualitas peserta didik, saran pendukung pembelajaran, kondis ekonomi keluarga, peran guru, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, dan masih banyak faktor lainnya yang dapat menentukkan keberhasilan suatu negara. dan dari banyaknya faktor yang disebutkan tadi, faktor tersebarnya adalah guru. 

Guru yang dianggap dapat mengayomi anak didiknya dan contoh yang harus diikuti ini yang harusnya menjadi penyemangat bagi para guru untuk dapat meningkatkan mutu mengajar dan profesionalisme mengajarnya dan sebagaimana semboyan yang diketahui "digugu lan ditiru". 

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, berisi empat kompetensi yang harus dimiliki guru, antara lain berupa pedagogik, kepribadian, profesional, dan kompetensi sosial yang berasal dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015) 2 dan perlu adanya peningkatan mutu kualitas untuk mencapai mutu dan standar
pelayanan pendidikan.

Menurut P.H. Combs (1968) menyebutkan terdapat lima masalah pokok pendidikan, yakni :
1. bertambahnya murid yang menyebabkan perlunnya tenaga pendidik yang lebih banyak lagi.

2. dibutuhkan sumber daya dan dana untuk memenuhi kebutuhan dalam peningkatan mutu pendidikan.seperti, gedung, buku, fasilitas pembantu dalam praktikum, guru, beasiswa bagi pelajar yang berprestasi ataupun yang kurang mampu. walaupun sumber daya dan dana sudah cukup banyak dikeluarkan, apabila terjadinya penambahan murid maka sumber daya dan dana akan lebih cepat habis digunakan.

3. biaya pendidikan yang mahal, sehingga dana yang dikeluarkan harus sebanding dengan kualitas mutu pendidikan, mutu guru yang baik, buku dan fasilitas yang baik, dan hal - hal lainnya yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun