“Dan hendaklah takut kepada Allah orang orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS. An-Nisaa: 9).
“Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar” (QS. Al-Ahzab: 70)
- Qaulan Balighan Berkomunikasi secara efektif, tepat sasaran dan tujuan. Komunikator menggunakan bahasa yang sesuai dengan komunikan.
“……dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa mereka” (QS. An[1]Nisaa: 63)
- Qaulan Maysuuran Berkomunikasi tanpa tendensi, menggunakan argumentasi yang rasional dan dapat diterima.
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas” (QS. Al-Israa: 28)
- Qaulan Layyinan Berkomunikasi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat agar diperoleh efek seperti yang diharapkan. “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata kata yang lemah lembut, mudah mudahan ia ingat atau takut” (QS. Thaahaa : 44)
- Qaulan Kariman Berkomunikasi yang disesuaikan dengan pendidikan, ekonomi, dan strata sosial.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al-Israa: 23)
- Qaulan Ma’rufan Berkomunikasi sesuai dengan kode etik bahasa dan tidak memprovokasi.
”Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik” (QS. An Nisaa: 5) (Abdullah, 2007, hlm. 145–146).
Oleh sebab itu, ketika informasi sekarang tidak bisa dikendalikan diperlukan pembentukan etika yang baik di fase diri sendiri serta keluarga supaya tercipta masyarakat yang damai dan humanis, mampu menghargai segala perbedaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H