Mohon tunggu...
nisrinahanik
nisrinahanik Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

nonton film

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengenal Zona Merah, Serial Zombie Pertama di Indonesia yang Penuh Ketegangan

31 Januari 2025   19:50 Diperbarui: 31 Januari 2025   19:46 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Serial zona merah, yang menjadi serial zombie pertama di Indonesia. Mengangkat tema thriller dengan sentuhan zombie. Zona zerah menawarkan alur cerita yang menegangkan, didukung oleh latar budaya lokal yang kuat.

1. Pemeran serial zona merah:

Serial ini disutradarai oleh Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa serta dibintangi oleh para aktor dan aktris berbakat Indonesia. Berikut para pemeran utamanya:

1) Aghniny Haque sebagai Maya

2) Andri Mashadi sebagai Risang

3) Lukman Sardi sebagai Zaenal

4.) Devano Danendra sebagai Adi

5.) Maria Theodore sebagai Ella

Para pemain ini berperan dengan penuh totalitas dalam menghadirkan suasana mencekam di Zona Merah.

2. Inspirasi serial zona merah:

Kisah dalam serial zona merah terinspirasi dari kasus nyata mantan Bupati Langkat pada tahun 2022, yang terlibat dalam skandal penjara manusia. Kejadian ini menjadi dasar pengembangan cerita yang memadukan unsur politik kotor, kekuasaan, dan wabah mayat hidup. Elemen ini memberikan warna baru dalam genre thriller zombie Indonesia.

3. Sinopsis serial zona merah:

Cerita berfokus pada Maya, seorang pekerja pabrik kayu yang berjuang menghidupi adiknya, Adi, setelah kepergian orang tua mereka. Suatu hari, Adi menghilang secara misterius. Dalam pencariannya, Maya bertemu dengan Risang, seorang jurnalis yang sedang menyelidiki kasus korupsi yang melibatkan Bupati Zaenal.

Zaenal ternyata menyimpan rahasia kelam yang berkaitan dengan serangkaian peristiwa aneh di desa Rimbalaya. Sementara itu, Ella, seorang gadis Jakarta, tanpa sengaja ikut terjebak dalam kekacauan saat ingin mengunjungi neneknya di desa tersebut.

Nasib mempertemukan Maya, Risang, Adi, Ella dan Zaenal dalam perjuangan melawan ancaman mayit hidup yang semakin menguasai desa Rimbalaya. Mereka harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan diri dan warga yang masih hidup sebelum desa Rimbalaya menjadi zona merah yang terisolasi akibat wabah misterius tersebut.

4. Hal menarik di balik zona merah:

Sebagai serial zombie pertama di Indonesia, zona merah memiliki banyak elemen menarik yang membuatnya berbeda dari film atau serial bertema zombie lainnya.

1) Adaptasi dari Kisah Nyata

Mengangkat kisah yang terinspirasi dari kasus nyata, serial ini memberikan kedalaman cerita yang lebih kuat, terutama dalam menggambarkan sisi kelam kekuasaan dan politik.

2) Elemen Budaya Lokal

Serial ini menghadirkan nuansa lokal dengan penggunaan bunga Rafflesia Arnoldii, bunga terbesar di dunia yang ditemukan di hutan tropis Indonesia. Dalam cerita, bunga ini dipercaya memiliki khasiat penyembuhan turun-temurun dan menjadi bagian penting dalam misteri wabah yang terjadi.

Selain itu, istilah "Mayit" digunakan sebagai pengganti kata "zombie" untuk memberikan sentuhan khas Indonesia yang lebih dekat dengan budaya lokal.

3) Tantangan dalam Produksi

Proses produksi Zona Merah tidaklah mudah. Makeup karakter mayit hidup membutuhkan waktu 2-3 jam per orang, dengan ratusan figuran yang terlibat selama syuting. Detail seperti ini memberikan kesan yang lebih realistis dan meningkatkan ketegangan dalam setiap adegan.

5. Kesimpulan

Zona Merah bukan sekadar serial zombie biasa, tetapi sebuah karya yang menggabungkan horor, thriller, dan unsur sosial-politik dengan latar budaya lokal yang kental. Dengan cerita yang menegangkan, akting yang mendalam, serta tantangan produksi yang luar biasa, serial ini berhasil menjadi inovasi baru dalam industri hiburan Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun