Beberapa waktu ini, informasi terkait kesehatan mental cukup sering dibahas dan semakin banyak pula masyarakat yang menyadari pentingnya hal tersebut. Salah satunya adalah dengan semakin beragamnya film dan serial yang mengusung tema ini, seperti pada 'Daily Dose of Sunshine' yang ramai dibahas di media sosial sejak serial ini mulai tayang di platrofm legalnya.
Secara umum, serial ini menggambarkan kehidupan seorang perawat bernama Jung Da-eun (Park Bo-young) yang baru saja dipindah tugaskan ke poli kesehatan jiwa di sebuah rumah sakit. Karena masih cukup asing dengan suasana dan fasilitas yang ada, seorang perawat lain menjelaskan beberapa hal unik yang hanya ada di poli ini. Pintu ruangan dan lemari tanpa gagang, shower yang menempel di dinding dan tidak memiliki selang, penggunaan bolpoin yang tumpul, menjauhkan benda tajam dari tempat tinggal pasien, serta beberapa detail lain yang ditujukan untuk mencegah pasien dalam melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri mereka selama tinggal di sana.
Dari 12 episode yang disajikan, kita diajak untuk memahami kondisi para penderita gangguan jiwa dan bagaimana hal tersebut berdampak terhadap fungsi sosialnya selama beraktivitas sehari-hari. Banyak pesan penting yang disampaikan melalui serial ini:
Seseorang dengan gangguan jiwa bukan berarti penjahat
Bagaimanapun kondisi seseorang, kita tidak berhak untuk menilai dan menghakiminya begitu saja. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang memiliki alasan, begitupun dengan mereka yang mengalami gangguan jiwa. Banyak hal berat yang telah mereka alami dan memberikan penghakiman bukanlah solusi yang dapat menyembuhkan mereka. Dengan kondisi seperti itu, mereka tidaklah melakukan tindak kejahatan yang membuat mereka pantas untuk mendapat stigma  negatif di masyarakat. Mereka juga berhak untuk menjalani kehidupannya dengan normal dan kembali berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, sangatlah penting keberadaan profesional dan sangat penting bagi setiap orang untuk memahami pentingnya kesehatan mental guna menjadi support bagi mereka yang membutuhkan bantuan.
Menjadi pendengar yang baik dan peka
Terkadang, ketika tidak mau menjadi pendengar ataupun tidak mempedulikan hal-hal yang terjadi di sekitar, kita akan berakhir menyesali suatu hal tersebut. Hal buruk yang kita anggap dapat dicegah dan tidak akan terjadi seandainya kita peduli dan peka sejak awal, pada akhirnya dapat terjadi hingga menyebabkan penyesalan dan rasa bersalah karena kita tidak berusaha untuk mencegahnya. Hal ini salah satunya juga penting dan berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Apabila ada seorang teman yang ingin mencurahkan perasaannya, dengarkanlah dia tanpa memberi penilaian terhadap tindakannya karena terkadang seseorang hanya ingin ceritanya didengarkan dan tidak ingin dihakimi oleh orang lain, terutama teman dekat yang sudah ia percayai.
Berani berkata "tidak" kepada orang lain
Di dalam kehidupan bermasyarakat, ada kalanya kita ingin memberikan impresi yang baik atau memang diri kita sendiri yang sudah terbiasa dengan "budaya tidak menolak permintaan dari orang lain". Satu kali, dua kali, hal ini akan berdampak baik karena seseorang akan merasa terbantu dan kita merasa bahagia ketika membantu seseorang tersebut. Akan tetapi, ketika sudah menjadi sebuah kebiasaan, ada kemungkinan bagi kita untuk merasa tidak enak apabila harus menolak permintaan bantuan dari orang lain. Padahal, kita juga memiliki kehidupan dan prioritas sendiri. Apabila hal ini tetap diteruskan, kita dapat mengalami dampak negatif hingga berakhir melupakan dan mengesampingkan perasaan dan kebutuhan diri sendiri. Jangan lupa untuk menjadi baik dan memprioritaskan diri sendiri sebelum membantu orang lain karena yang paling memahami kebutuhan kita adalah diri kita sendiri dan hal yang paling utama adalah perasaan kita.
Siapa saja bisa mengalaminya