Mohon tunggu...
Nisrina Azka Rayhani
Nisrina Azka Rayhani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - penulis yang sedang belajar menulis

hidup itu seperti roda, kadang dibawah kadang juga diatas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Motivator Terbaik

19 April 2023   20:09 Diperbarui: 19 April 2023   20:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya? Kenapa Nak Naren? Ada perlu apa?" Tanya Bu Ina, dengan ramah. 

"Begini bu, besok terima rapot kan ya?....

" Ucap Naren yang diangguki oleh Bu Ina, "Trus, ayah saya kan sibuk banget nih bu, ibu mau nggak gantiin ayah saya jadi wali? Saya nggak tau mau minta tolong siapa lagi bu, masa saya harus bayar orang buat jadi wali saya? " Lanjutnya. 

Bu Ina hanya tertawa dan berkata "Bilang atuh Na, iya nanti ibu bisa jadi walimu, udah tunggu aja besok, ibu bakal datang gantiin bapakmu yang sibuk itu. " Naren tentu senang dan berterimakasih kepada guru sekaligus tetangganya itu, itulah manfaatnya suka main ke rumah tetangga untuk minta Wi-Fi, hubungan semakin erat layaknya keluarga. 

Misi selesai, tinggal tunggu besok. 

Dan di keesokannya harinya, di rumah Naren dan keluarga, Ayah Naren dan Naren yang merupakan anak tunggal, sedang menghabiskan sarapan di meja makan. Sang ayah yang selesai makan terlebih dahulu bertanya pada anaknya, "Kamu hari ini terima rapot ya Na? Maaf ayah tak bisa datang karena ada pertemuan dengan kolega ayah. "

Naren meneguk habis minumnya dan menjawab dengan senyuman terpatri diwajahnya, "Tak apa, Naren tau ayah sibuk, jadi Naren minta tolong pada tetangga kita Bu Ina. "

"Baiklah, jangan lupa untuk berterimakasih padanya, ayah pergi dulu, sekali lagi maafkan ayah, Na. " Ayah Naren pun bangkit dari duduknya dan berangkat untuk bekerja. 

Selang beberapa menit kemudian, ia sampai di sekolah, berjalan menelusuri lorong sekolah sambil menikmati kondisi sekolah yang masih terbilang sepi. Tiba-tiba ada monyet memegang pundaknya membuat sang empu terkejut, "Halo kawan, " oh bukan, itu bukan monyet tapi Haikal, temannya. 

"The sunrise is beautiful, isn't? " Ucapnya pada Naren, sok bahasa Inggris. 

"Iya, tadi bagus, tapi setelah lo tiba, jadi suram" Balas Naren dan pergi meninggalkan Haikal yang menatapnya sinis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun