Mohon tunggu...
Nisrina Azizah
Nisrina Azizah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saat ini saya menjadi mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Negeri Jakarta dengan bidang studi Pemasaran. Sebelumnya, saya sarjana lulusan dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi dengan bidang keahlian Administrasi Perkantoran. Topik yang menarik untuk saya ikuti saat ini adalah tentang dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad 21

10 Maret 2024   09:48 Diperbarui: 10 Maret 2024   09:59 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna yang mendalam, menjadi ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang memberikan filosofi dan nilai dasar bagi kita semua. Dalam konteks pendidikan, Pancasila diwujudkan melalui Profil Pelajar Pancasila, yang dirancang untuk mengembangkan potensi dan kompetensi siswa, serta membentuk sumber daya manusia yang unggul dan memiliki kompetensi global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Namun, dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila di era abad ke-21, terdapat beberapa tantangan, seperti:

  • Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal. Orang tua sering kali kurang peduli terhadap aspek afektif pendidikan anak, hanya fokus pada aspek kognitif. Hal ini menyebabkan sikap peserta didik kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk bekerja sama dengan orang tua dalam membiasakan perilaku sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila di rumah.
  • Kurangnya motivasi, semangat, dan pengetahuan guru dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Beberapa guru masih nyaman dengan kurikulum sebelumnya dan merasa kurang praktis mengadopsi kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila.
  • Akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas di abad ke-21, yang menyebabkan banyak anak muda kurang memiliki tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk bekerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi, khususnya dunia digital.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama dari pendidik, orang tua, dan pemerintah dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan. Pendidik harus memiliki motivasi dan pengetahuan yang cukup untuk menerapkan Profil Pelajar Pancasila, sementara orang tua perlu lebih terlibat dalam pendidikan anak mereka dan membantu mereka dalam membiasakan perilaku sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, pemerintah juga perlu mendukung pendidik dengan peningkatan kualifikasi dan pengetahuan dalam menerapkan kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila.


Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).

Untuk perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21, kegiatan-kegiatan berikut dapat dilakukan di ekosistem sekolah (kelas) untuk mendukung pembentukan karakter dan nilai-nilai Pancasila:

a. Elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia:

  • Membiasakan peserta didik untuk melakukan ibadah berdasarkan agama mereka masing-masing, seperti mengaji Al-Qur'an sebelum pembelajaran.
  • Melakukan doa sebelum dan sesudah aktivitas belajar.
  • Menumbuhkan karakter berperilaku baik melalui pembiasaan sederhana, seperti selalu menyapa guru atau teman.
  • Menanamkan nilai-nilai toleransi dan menghormati terhadap perbedaan agama dan budaya.

b. Elemen Berkebinekaan Global:

  • Melaksanakan pembelajaran yang bermuatan lokal dan seni budaya, untuk mengenalkan identitas budaya daerah.
  • Mengintegrasikan kearifan lokal dalam mata pelajaran.
  • Melaksanakan peringatan hari besar nasional dengan baju adat.

c. Elemen Bergotong Royong:

  • Melakukan pembelajaran diskusi untuk mengasah kerjasama dan semangat gotong royong.
  • Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama, seperti kegiatan Jumat bersih.

d. Elemen Mandiri:

  • Memberikan tugas mandiri kepada peserta didik.
  • Memberikan wadah untuk mengasah kemandirian, seperti dalam OSIS, MPK, dan ekstrakurikuler.

e. Elemen Bernalar Kritis:

  • Melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kritis, seperti Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
  • Memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis, seperti meminta pendapat siswa terkait kasus nyata.

f. Elemen Kreatif:

  • Melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kreatif, seperti Project Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
  • Memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif, seperti membuat infografis terkait tugas.

Penerapan kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat membantu peserta didik mengembangkan karakter dan nilai-nilai Pancasila, sehingga mereka dapat menjadi warga negara yang berdedikasi, berprinsip, dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun