Mohon tunggu...
Nisrina Sri Susilaningrum
Nisrina Sri Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Great Learner

Great Learner

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepada Ahmad ‘Bay’ Maulana S: Semua Tentangmu

12 Oktober 2015   22:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:48 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Awal bercakap denganmu adalah tentang palmistri

Bukan sulap juga bukan sihir

Namun ini memang takdir

Yang lebih dekat dengan prediksi agar mawas diri

 

Aku masih ingat, lelaki seperti apa dirimu

Ketika kita pertama kali bersapa hanya berbekal tombol keyboard PC kita

Sama sekali tak ada kontak fisik

Namun entah mengapa kita menjadi begitu ‘klik’

 

Tak pernah ada rayu yang mendayu-dayu

Tak ada peluk juga harapan muluk

Kau benar-benar sosok terjujur yang dengan setengah mati mencoba menghindari fujur

Tanpa sekat juga tirai, hidupmu terpampang dalam setiap aksara yang kau urai

 

Dan yang paling aku kagumi darimu

Setiap aksaramu

Setiap goresan penamu

Selalu membawa hikmah walau itu

Hanya seketip atau malah terkadang berketip-ketip

 

Tak ada satupun karyamu yang tak bermakna

Selesai membacai ku selalu tertegun, bahkan kadang ternganga

Kau begitu memikirkan sesama, ummat, juga makhluk yang lain hingga begitu rupa

 

Dan ketika Tuhan mengijinkan kita bersama

Aku semakin tahu bahwa

Kau memang ditakdirkan untuk mengasah pena

Demi sesama juga semesta

 

Ilustrasi di atas mungkin tak cukup mengungkapkan apa yang kurasakan, namun paling tidak itu sebagai gambaran awal, karena memang segala tentangmu tak pernah ada habisnya.

Terus terang saja, saat pertama kali membaca tulisanmu, aku langsung berpikir:

  1. Tulisanmu berkelas dan tidak main-main, walau kesannya tidak serius, namun makna yang terkandung di dalamnya amat sangat serius.
  2. Melihat nama penamu, aku seperti pernah mendengar entah dimana, atau di dimensi waktu yang mana, yang sampai sekarangpun aku belum bisa ingat dimana ^_^
  3. Kisah yang merupakan rangkaian data dan fakta tak mungkin bisa diramu seapik ini bila penulisnya bukan seorang yang ‘ahli’ di bidangnya. Dan data serta fakta tersebut menunjukkan bahwa sang penulis termasuk ‘kaya’ ilmu dan ‘kenyang‘ pengalaman, namun kemudian ada pertanyaan yang menggantung di benakku. Mengapa penulis sekaliber ini tidak berpikir untuk berkarya di ranah yang lebih profesional?
  4. Dan akhirnya setelah membacai episode-episode panjang di memoarmu, aku tahu alasannya. Namun tetap saja, itu tak membuatku menjadi penggemar beratmu kemudian lari menghindar. T Karena memang aku melihat ada banyak sisi positif yang masih bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan itulah istimewanya, kau selalu berpikir untuk orang lain, tentang bagaimana cara untuk bisa mengoptimalkan potensi demi kemaslahatan sesama.
  5. Terus terang aku bukan bermaksud mengagung-agungkan sosokmu, sama sekali tidak. Karena jelas sebagai manusia, kau juga mempunyai banyak kekurangan.

Makdarit, mungkin sampai di sini saja suratku ini, karena bila diteruskan mungkin akan berpotensi menjadi lebay, alay dan muluk-muluk, hingga berpotensi mengundang banyak cibiran.

Akhir kata, aku minta maaf bila aku masih belum bisa teratur menulis seperti yang kau harapkan. Semoga selanjutnya akan lebih baik lagi.

From yours,

Na.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun