Mohon tunggu...
Nisrina Luthfy Nur Adilah
Nisrina Luthfy Nur Adilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki ketertarikan dengan aspek abstrak jiwa dan sedang mempelajarinya. Semua yang saya tulis disini adalah bagian dari persona saya. Segala buah pikiran akan saya dengar dan coba pahami.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

#1 Tower of Ego, Psikologi Analitik Jung

19 Mei 2023   10:28 Diperbarui: 19 Mei 2023   10:31 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Carl Jung, lahir di Kesswil, Swiss pada 26 Juli 1875, seorang psikolog dan psikiater Swiss yang mendirikan psikologi analitik, dalam beberapa aspek merupakan tanggapan terhadap psikoanalisis Sigmund Freud. Jung's Map of The Soul berisi pemikiran Jung tentang kepribadian manusia yang terdiri dari beberapa lapisan. Pada lapisan paling luar diibaratkan sebagai public face disebut Persona, merupakan bagian dari diri yang sengaja ditunjukkan kepada orang lain. Lapisan berikutnya, bagian untuk memahami lawan jenis disebut Anima atau Animus. Kemudian lapisan yang mengerikan dalam diri manusia, yakni Shadow. Lapisan terakhir disebut The Self, bagian inti dari kepribadian manusia.

sumber: pribadi
sumber: pribadi
Pada kali ini, saya akan mengulas kembali bab 1 dari buku Jung's Map of The Soul: an Introduction by Murray Stein yang berisi pemikiran Jung tentang psikologi analitik mengenai Permukaan: (Ego-Kesadaran). Ego merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin yang bermakna "aku". Ego adalah titik awal dan pintu gerbang ke dalam ruang internal yang kita kenal psike. 

Dalam bab 1 ini, perlu kita garis bawahi bahwa kesadaran adalah alat. Pengetahuan kita sebagai makhluk berakal (manusia) mengenai hal apapun itu akan dibentuk oleh kapasitas dan keterbatasan kesadaran kita. Dengan demikian, kesadaran dapat juga disebut kunci dalam penjelajahan psikologis. 

Pentingnya memahami sifat-sifat ego-kesadaran adalah supaya kita dapat membuat penyesuaian terhadap distorsi--penyimpangan atau pemutar balikkan fakta. Jung juga berargumen bahwa pemahaman kritis akan kesadaran merupakan hal esensial atau hal penting bagi sains, sebagaimana bagi ilmu filsafat. Pemahaman akurat tentang psike maupun tentang hal lain apapun itu, bergantung pada kondisi kesadaran kita. 

Dalam karyanya, Jung mendefinisikan ego sebagai "Ego terbentuk di pusat medan kesadaran dan sejauh menyangkut kepribadian empiris, ego merupakan subjek dari segala tindakan personal yang berasal dari kesadaran." Yang dimaksud Jung dengan "kepribadian empiris" dalam hal ini adalah kepribadian yang kita sadari dan kita alami secara langsung. Kesadaran adalah "medan" dan ego sebagai "subjek dari segala tindakan personal yang berasal dari kesadaran" adalah pusat medan kesadaran. Dapat dikatakan hubungan ego dengan kesadaran ini memiliki keterkaitan yang erat. Jung sendiri dalam keseluruhan karyanya tetap konsisten bahwa posisi ego didefinisikan sebagai pusat kesadaran. 

Setelah kita berpetualang dengan definisi ego, mari kita berpindah ke pembeda krusial antara fitur psike alam sadar dan bawah sadar menurut Jung. Secara singkat dikatakan bahwa alam sadar adalah suatu hal yang kita ketahui dan bawah sadar adalah suatu hal yang tidak kita ketahui. Istilahnya, alam sadar atau kesadaran adalah kondisi mengetahui, keadaan terjaga, dan kondisi dimana kita dapat mengamati dan memperhatikan apa yang terjadi di dunia dan di sekitar. Lawan kesadaran adalah kondisi tidur lelap tanpa mimpi dan ketiadaan responsitivitas dan kewaspadaan terhadap sekitar. Jadi, dapat dikatakan bahwa kematian adalah ketiadaan kesadaran secara permanen. 

Ego sebagai titik fokus kesadaran, adalah fitur kesadaran paling utama dan paling sentral yang barangkali juga paling permanen. Berbeda dengan pemikir-pemikir Timur, Jung berargumen bahwa tanpa ego, kesadaran akan menjadi sesuatu yang dipertanyakan. Namun, dalam beberapa kesempatan ada sebuah kesadaran tanpa ego yang hanya menunjukkan sedikit bukti keberadaan bukti kehendak, hal itu bisa saja terjadi pada manusia setidaknya dalam jangka waktu yang singkat. 

Bagi Jung, ego merupakan titik sentral yang penting pada alam sadar, penentu utama tentang hal mana yang patut untuk dipertahankan dalam kesadaran dan mana yang patut untuk disingkirkan ke dalam ketidaksadaran. Ego juga berkehendak dan bertindak. Ego sebagai pusat kesadaran vital, merupakan tempat pengambilan keputusan dan kehendak bebas.  Ego adalah sesuatu yang membedakan individualisasi kesadaran satu manusia dengan manusia lainnya. 

Setelah melewati titik tertentu dalam proses perkembangan, ego dan kesadaran manusia sebagian besar dibentuk dan dibatasi oleh dunia kultural di mana seseorang itu bertumbuh dan dididik. Inilah sebuah struktur yang merupakan sebuah selubung yang mengelilingi ego sentral. Jung menyebut dua fitur ego sebagai "kepribadian no. 1" dan "kepribadian no. 2". Kepribadian no. 1 adalah selubung kultural yang bertumbuh seiring waktu, sedangkan Kepribadian no. 2 adalah inti ego yang bersifat bawaan. 

sumber: pribadi
sumber: pribadi

Di buku ini, Murray Stein--penulis buku, mengingatkan kita bahwa terdapat dua ambang, pertama kita harus memisahkan kesadaran dari ketidaksadaran, dan yang kedua harus memisahkan psike (meliputi kesadaran dan ketidaksadaran) dari dasar-dasar somatisnya. Ego, menurut Jung, berada pada imaji tubuh. Dengan demikian, pada hakikatnya ego adalah sebuah faktor psikis. 

Mari kita memasuki tempat dimana ego bersemayam. Hampir seluruh wilayah psike berdampingan dengan rentang wilayah potensial ego. Sebagaimana didefinisikan Jung, psike memiliki batas-batas sampai sejauh "secara prinsip" bisa dijelajahi oleh ego. Namun, hal ini bukanlah berarti bahwa psike identik dengan ego, justru mereka adalah dua hal yang berlawanan karena psike meliputi alam bawah sadar sedangkan ego terbatas pada alam sadar. Jung, dalam karyanya Aion, berpendapat bahwa ego terletak pada dua landasan, yaitu landasan somatis dan psikis. 

Masing-masing  landasan tersebut terdiri dari banyak lapisan. Sebagiannya beririsan dengan alam sadar dan sebagian besarnya dengan bawah sadar. Dapat dikatakan bahwa akar ego mencapai alam bawah sadar. Pada strukturnya sendiri, ego bersifat rasional, kognitif, dan berorientasi pada realitas, tetapi pada lapisannya yang lebih tersembunyi, terdapat aliran emosi, fantasi, dan konflik. 

Jung berpendapat "ketika saya menulis ego 'berada' pada medan kesadaran secara total, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa ego mengandung kesadaran. Jika memang demikian, maka ia tidak akan dapat dibedakan dari kesadaran secara keseluruhan." Pada intinya, kesadaran tidak berada sepenuhnya dalam kendali ego. Ego bergerak di dalam medan kesadaran, mengamati, memilih, mengarahkan aktivitas motorik, dan sekaligus juga mengabaikan sejumlah besar material yang diperhatikan oleh kesadaran. Secara umum, yang mengekang kehendak bebas ego adalah konten bawah sadar. 

Pada pembahasan ini cukup sampai disini kita memasuki wilayah alam sadar dan bawah sadar, ego, dan kesadaran. Di tulisan selanjutnya, mari kita berpetualang di wilayah bayang-bayang, lapisan paling mengerikan dalam diri manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun