Ello yang saat itu sedang menautkan jemarinya dengan jemari Jean tiba-tiba merasakan sebuah pergerakan kecil dari kekasihnya yang sedang terbaring itu. Ia kembali memanggil Dokter dan Perawat, mengharapkan kondisi terbaik Jean. Namun nihil. Dokter berkata semua pergerakannya saat ini hanyalah respon terhadap alat, hal biasa namun tetap bukan pertanda baik.
Dini harinya, sekitar pukul tiga, suara dari alat-alat yang membantu Jean berhenti berbunyi. Ruru, adik laki-laki Jean seketika menekan tombol merah yang digunakan untuk memanggil Perawat. Sesaat setelah Dokter memeriksa Jean, kamar itu mendadak penuh dengan air mata. Terutama dari sang Ibu, yang selama ini tidak pernah memberi secuilpun kasih sayang pada Jean.
Jean Gian Almira, yang selama hidupnya merasa tidak berguna dan selalu membenci dirinya, kini telah terlelap untuk selamanya.