Gurita merupakan hewan laut yang sangat unik. Seperti kita tahu, gurita memiliki kemampuan mengubah warna tubuhnya untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Hal ini sangat menarik karena ternyata, gurita hanya memiliki satu fotoreseptor, yang berarti hewan tersebut melihat sekelilingnya dalam hitam putih saja!Â
Perlu kita ketahui bahwa untuk dapat melihat berbagai warna, organisme membutuhkan minimal dua fotoreseptor dan manusia memiliki tiga fotoreseptor. Fenomena ini sangat unik dan mendorong ilmuwan untuk mencari tahu bagaimana suatu organisme yang hanya bisa melihat sekelilingnya terlihat hitam putih namun dapat menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungan sekitar yang berwarna-warni.
Gurita merupakan salah satu hewan laut kelas cephalopoda dengan penglihatan yang lebih maju dibandingkan dengan hewan laut lainnya. Gurita mampu memanfaatkan penglihatannya untuk membedakan ukuran, bentuk, dan orientasi benda, serta kecerahan dan cahaya yang terpolarisasi.
Struktur mata gurita tersusun atas pupil, lensa, dan retina. Pupil gurita berbentuk persegi panjang dengan arah horizontal dan banyaknya cahaya yang masuk diatur dengan menambahkan atau mengurangi panjang dan lebar pupil.Â
Bentuk pupil berperan dalam chromatic blurring yang dilakukan oleh gurita. Chromatic blurring merupakan kondisi gambar atau objek yang dilihat memiliki warna kabur. Hal ini dapat disebabkan karena seluruh panjang gelombang cahaya yang masuk tidak jatuh pada titik fokus yang sama.
Gurita dan anggota cephalopoda lainnya berevolusi memiliki bentuk pupil yang panjang dan lebar. Bentuk pupil yang bulat, seperti pada manusia, membuat semua panjang gelombang cahaya masuk dan jatuh pada titik fokus yang sama sehingga menghasilkan tingkat chromatic blur yang rendah atau objek terlihat jelas.Â
Berbeda dengan manusia, bentuk pupil yang cenderung melebar pada gurita menyebabkan cahaya dapat masuk ke mata dari berbagai arah dan panjang gelombang cahaya tidak dapat jatuh pada titik fokus yang sama sehingga menyebabkan tingkat chromatic blur yang tinggi dan objek akan terlihat blurry.
Lensa gurita berbentuk bulat seperti bola dan cahaya difokuskan dengan cara menggerakkan lensa ke depan dan belakang. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan gurita dalam melakukan chromatic aberration.Â
Chromatic aberration merupakan kondisi ketika berbagai gelombang cahaya yang berbeda masuk ke mata dan jatuh pada titik fokus dengan jarak yang berbeda-beda di belakang lensa yang menghasilkan gambar suatu objek terlihat blurry dan warna-warni di sekelilingnya.
Penelitian mengenai kemampuan gurita dalam melihat lingkungan sekitarnya berwarna-warni telah dilakukan oleh Alexander Stubbs dan Christopher Stubbs pada tahun 2016. Pasangan ayah-anak tersebut mengembangkan suatu simulasi berbasis komputer untuk memahami bagaimana mata gurita sebenarnya dapat membedakan warna.Â
Jawaban misteri di atas diperkirakan karena bentuk pupil yang lebar dan chromatic aberration yang dimiliki gurita, sehingga memberi keuntungan tersendiri dalam bertahan hidup di laut dengan satu fotoreseptor.