Episode sebelumnya, Prof Prisma dan Nisrina menceritakan penyebab  kedua temannya ketakutan dan Prof Prisma sampai di tenda Nisrina. Setelah itu Nisrina menyelamatkan Rina, kucingnya yang berada di atas pohon dengan Pokeballnya. Nisrina sempat lupa untuk menyelamatkan kucing kesayangannya itu. Beruntung Nisrina mengingat Rina. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuk simak!
***
"Iya juga cuma kita yang tidak memperhatikan. Prof. Prisma bilang kalau akan tidur di tenda Nisrina," kata Prof. Kuratanu yang baru saja ingat.
"Iyalah, cuma kita yg tidak memperhatikan pembicaraan karena tadi malam kita sangat ngantuk," sahut Prof. Tekno.
"Kak Nisrina, kenapa bisa Kak Nisrina dan Prof. Prisma dikira hantu oleh Kak Alesia dan Kak Alan?" tanya Kliga.
"Mungkin karena Alesia dan Alan melihatku dari belakang dan saat itu Rini sedang tidur di atas kepalaku. Jadi kalau dilihat dari samping seperti labu. Apalagi saat itu aku masih pakai mukena putih. Jadi dikira hantu labu. Terus kalau Prof. Prisma dilihat dari samping seperti seorang wanita yang memakai gamis putih dan rambut panjang. Apalagi ekspresinya itu sedikit murung dan tatapan mata yang dingin. Jadi dikira kuntilanak. Apalagi waktu itu Prof. Prisma sedang menghadap ke arah Nisrina. Jadi maklum saja kalau Alesia dan  Alan mengira Nisrina,Rini dan Prof. Prisma dikira hantu," jawab Prof.Prisma.
"Oooh, eh! Nisrina, apa itu kuntilanak?" tanya Hari.
"Kuntilanak itu hantu yg menculik anak kecil seperti anak TK dan anak SD seperti usia Kliga, Yurika, si - kembar, dan hantu kuntilanak akan membawa anak-anak. Yang kuntilanak culik ke tempat-tempat asing, bahkan ada anak kecil yang
diculik kuntilanak ditemukan warga di dalam hutan. Untung saja anak kecil itu selamat, tapi dia menangis minta diantar pulang karena takut," jawab nisrina.
"Hiiii. Itu kok menakutkan sekali. Jadi takut," kata Kliga, Yurike, si kembar dan Duri.
"Semuanya, sarapannya sudah siap. Ayo sarapan dulu!" kata Lily dan Isabel. Semuanya pun sarapan bersama. Saat selesai sarapan semua orang segera melakukan penelitian di sekitar hutan. Saat Alesia, Alan dan Jakala berkeliling di sekitar tempat kemah Alesia, Alan dan Jakala menemukan beberapa tanaman beri. Saat Alesia, Alan, dan Jakala sedang melihat-lihat, tiba Alesia melihat Nisrina, Ash, Jesen dan pets mereka  membawa keranjang buah penuh dan berbagai jenis beri. Tapi Nisrina, Ash segera pergi ke arah berlawanan dengan tempat perkemahan.
Nisrina, Ash, Jesen dan pets mereka  melewati pohon besar dan semak-semak.
Alesia segera menyusul Nisrina, Ash, Jesen dan pets mereka. Tapi saat Alesia mengikuti Nisrina, Ash, dan Jesen pergi. Nisrina, Ash, Jesen dan pets mereka mendadak tidak ada. Tiba-tiba,"Alesia, Alan, Jakala cepat kembali ke let penelitian. Heewu, dan rion menemukan sesuatu yg aneh ayo! Kita teliti bersama-sama!" teriak Prof. Prisma.
"Iya," jawab Alesia, Alan, dan Jakala bersama pets mereka sambil berlari menuju tempat kemah.
Saat Alesia, Alan, Jakala bersama pets mereka masuk ke dalam kemper penelitian, semua temannya sudah berkumpul, termasuk Nisrina, Ash, Jesen, dan pets mereka.
"Alesia, Alan, Jakala coba kemari untuk memeriksa benda aneh ini untuk kita teliti," kata Prof. Kuratanu.
"Baik Prof Kuratanu," jawab Alesia, Alan dan Jakala.
Saat Alesia, Alan, dan Jakala melihat benda aneh yang ditemukan Heewa dan Rion berupa piringan besi. Bendanya itu ada kaca setengah lingkaran dan ada beberapa bolam lampu kecil. Benda aneh itu menjadi batu.
"Benda aneh apa itu?" tanya Jakala.
"Coba kami lihat," sahut Nisrina, Ash, Jesen yang maju untuk melihat benda aneh yg ditemukan Heewu dan Rion.
"Ini kok kayak UFO mini, ya," jawab Jesen.
"Huusss. Jangan bilang gitu. Benda ini belum tentu UFO. Dasar konyol!" sahut Isabel yg ada di samping Jesen.
"Coba lihat pakai alat scanner dengan sinar X!" kata Rayen.
"Boleh juga idemu, Rayen. Daripada kita ribut karena benda aneh ini," sahut Nisrina.
Saat Rayen dengan alat scanner, muncul hasil di layar monitor.
"Ini bukan UFO, tapi ini semacam alat komunikasi, karena kaca setengah lingkaran sebagai layar dan bolam-bolam lampu sebagai penanda baterai," kata Rayen.
"Tapi kok bisa alat secanggih ini bisa membatu?" tanya Nisrina.
"Alat ini sudah berusia ratusan tahun!" jawab Rayen.
"Tapi siapa ya membuat alat secanggih ini?" tanya Jesen.
"Orang yang membuat benda ini adalah Prof.Mika, perempuan yang berhasil membuat alat komunikasi dari alat elektronik tak terpakai seperti kabel, perangkat keras, perangkat lunak, antena bola, bolam lampu kecil, kamera dan alat elektronik lain untuk membuat alat komunikasi ditambah kristal untuk menjadi penguat. Prof. Mika dibantu dua saudara laki-lakinya yang bernama Prof Poisen dan Prof. Metal. Mereka membutuhkan waktu 1-3 tahun. Prof. Poisen yang pintar dalam hal zat-zat kimia dan sains, Prof Poisen mengerjakan campuran zat-zat untuk alat komunikasi. Sedangkan Profetak pintar dalam hal batu-batuan tambang. Jadi suka meneliti zat-zat batu tambang seperti nikel, besi, emas, berlian, fosil. Jadi Prof Meral mengerjakan bahan-bahan dari tambang untuk membuat rangka dalam dan rangka luar. Prof Mika ahli dalam geometris dan bentuk-bentuk, jadi dia menangani perhitungan komposisi zat kimia dan batuan agar zat-zat bisa berinteraksi dengan baik. Biar saat digunakan alatnya tidak rusak atau meledak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H