teori sektor non-basis menurut (Tarigan, 2014) adalah proses pemenuhan kebutuhan produksi dan jasa penduduk lokal tanpa mendorong ekspor produk karena terbatasnya kapisitas daerah dalam memenuhi kebutuhan internalnya. Perekonomian dapat diartikan tergantung pada kegiatan perekonomian daerah tersebut.
Metode analisis yang digunakan adalah dengan menekankan pada analisis data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2018 - 2022 yang meliputi volume produksi ternak dari berbagai komoditas peternakan di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala. Analisis LQ sebagai media atau alat untuk melihat presentase status dan potensi pengembangan usaha.
Rumus LQ dinyatakan sebagai berikut:
LQ =(S1/S)/(N1/N)  atau  LQ =  (S1/N1)/(S/N)ayam petelur dan itik/itik manila adalah 0 yang masuk pada kategori komoditas non basis, sebab tidak tercatatnya hewan ternak dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Barito Kuala, Kecamatan Mandastana. Sedangkan untuk ternak ayam kampung pada tahun 2018, 2021, 2022, ayam pedaging pada tahun 2019, 2020, dan itik/itik manila pada tahun 2018, dikategorikan kedalam kategori komoditas non basis karena angka atau nilai yang dihasilkan dari perhitungan LQ kurang dari 1, sehingga produksi ini dianggap bahwa komoditas ini bukan potensi untuk layah untuk dikembangkan.
Berdasarkan analisis nilai Location Quotient (LQ) pada table 2 menunjukkan nilai LQberdasarkan berbagai komoditasnya pada produksi daging (kg) pada komoditas ayam kampung, ayam pedaging dan itik/itik manila produksi daging pada time series 5 (lima) tahun tersebut memiliki tahun yang produksinya unggulan maka komoditas ayam kampung, ayam pedaging dan itik/itik manila di Kecamatan Mandastana unggulan (basis) atau dapat diperjualkan belikan kepada daerah di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan untuk pada komoditas ayam petelur tidak masuk dalam kategori basis maka, komoditas ayam petelur tidak dapat diperjual belikan kepada wilayah daerah sekitarnya, ayam petelur hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam kecamatan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H