Tindak tutur adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan suatu maksud pembicara atau disebut juga dengan penutur dan berhubungan dengan situasi psikologis. Tindak tutur memiliki banyak jenis diantaranya konstatif, performatif, lokusi, ilokusi, perlokusi, representatif, direktif, ekspresif, komisif, deklarasi, langsung, tidak langsung, harfiah dan tidak harfiah.
Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan hasil analisis tindak tutur dalam sebuah cerpen yang berjudul "Pada Suatu Hari, Camar, dan Ombak" karya Ramayda Akmal yang diambil dari buku antologi cerpen "Wabah". Dengan dibuatnya analisis ini, diharapkan pembaca dan para akademisi dapat memahami lebih jauh masing-masing jenis tindak  tutur.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Â Konstatif
Gurnawan (1996:43) mengemukakan bahwa konstatif merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dapat diuji kebenarannya (baik benar atau salah) dengan menggunakan wawasan dan pengetahuan umum (fakta). Berikut merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur konstatif.
(17) :"Kata bersetubuh, menjadi satu tubuh dalam bahasa Indonesia, adalah terjemahan paling menarik dari sekian banyak kata di dunia untuk hubungan badan dan menurutku itu konsep yang tepat tinimbang misalnya kata bercinta."Â
Kebenaran diatas dapat diuji kebenarannya dengan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan pengetahuan, kata bersetubuh memang sinonim dari kata bercinta dalam bahasa Indonesia, yang dapat diartikan satu tubuh.
2. Â PerformatifÂ
Performatif ialah tuturan yang merupakan tindakan melakukan sesuatu dengan membuat tuturan itu (Gunarwan: 1994:43). Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur performatif.
(9) J : "Hmm, saya tidak yakin saya tahu bunga itu. Tapi akan saya cari."Â
3. Â Lokusi